Gejala Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Segera Periksa Jika Mengalami
Font: Ukuran: - +
Gambar ilustrasi. [Foto: iStockphoto]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Belakangan ini, Indonesia tengah digegerkan dengan kasus gagal ginjal akut atau Acute Kidney Infection (AKI) misterius pada anak. Penyebab yang kini masih diduga adalah pengonsumsian obat sirup yang mengandung senyawa kimia berlebih bernama etilen glikol dan dietilen glikol.
Sejak kemarin, Kemenkes pun telah memberi imbauan kepada masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi obat sirup apapun. Tak lama kemudian, melalui surat edaran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin, terdapat lima merk obat yang mengandung kedua senyawa tersebut. Mirisnya, seluruh obat itu adalah obat penurunan panas yang dikhususkan untuk anak-anak.
Hal ini pun membuat masyarakat, terutama kaum ibu, was-was karena merk yang diklaim tersebut cukup ramai dipergunakan sejak lama. Merespons tanggapan tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperingatkan para orang tua untuk tidak panik. Bila terlanjur meminumnya, perhatikan dengan seksama kondisi anak waktu demi waktu.
Sebab, progresivitas gangguan ginjal akut tidak serta-merta terjadi begitu saja. Ada gejala-gejala khas yang timbul secara berurutan pada anak, seperti demam dan muntah. Jangan tunggu kondisinya parah, seperti kesulitan buang air kecil.
"Anak-anak ini dahulu dengan infeksi ringan, seperti demam, batuk, pilek, muntah, atau diare. Kemudian dalam dua atau lima hari, mengalami pengurangan urine sampai tidak ada sama sekali urinenya. Nah, pada saat itulah mereka datang ke rumah sakit." kata dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI saat ditemui di RSCM, Kamis (20/10/2022).
Bila tanda-tanda tersebut sudah disadari lebih dini, secepat mungkin bawa ke dokter guna mendapatkan pengobatan yang tepat. Pemeriksaan yang terlambat berisiko fungsi ginjal tidak dapat dipulihkan secara normal sampai-sampai memerlukan pengobatan dialisis (cuci darah).
"Datang ke layanan rumah sakit lebih dini itu semakin baik. Sebab, proses gangguan ginjalnya belum terlalu lama. Meskipun kita belum tahu pasti penyebabnya bagaimana, tapi saya rasa kalau ditangani secara dini itu lebih baik," beber dr Eka.
"Sebenarnya, pasien kita yang dari Agustus-September semuanya membutuhkan dialisis (cuci darah). Tapi ada dua pasien dengan kondisi kesulitan kencing, kita perbaiki elektrolitnya ternyata dia sudah bisa spontan berkemih tanpa bantuan dialisis," tambahnya.(Detikcom)
- Saran Pakar Kesehatan Anak Soal Maraknya Gagal Ginjal Akut Misterius
- Puan Minta Pemerintah Gencarkan Edukasi Publik soal Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
- Di Seputaran Pasar Lampakuk, DLH Aceh Besar Bersihkan Sampah Liar
- Hari Kesehatan Mental Sedunia, Aceh Sudah Lumayan Baik, Tapi Kesadaran Perlu Ditingkatkan