Gelar Aksi Damai, Aliansi Mahasiswa se-Kalsel Dihalangi Polisi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Kalsel - Sekitar seratus Mahasiswa Se-Kalimantan Selatan berunjuk rasa melakukan Aksi Damai menuju DPRD Kalimantan Selatan untuk menyampaikan aspirasi rakyat namun sebelum sampai dikantor DPRD Kalsel mereka sempat berorasi sejenak dibundaran Hotel Arum Banjarmasin.
Saat menuju kantor DPRD Kalsel mereka dihalau oleh ratusan aparat kepolisian dari POLRESTA Banjarmasin maupun POLDA Kalsel yang jumlahnya sekitar dua kali lipat dari jumlah massa unjuk rasa.
Kamis, 20 September 2018 kawasan jalan dari arah Bundaran Hotel Arum menuju Jalan Lambung Mangkurat padat merayap dikarenakan Ratusan Mahasiswa yang berunjuk rasa tidak diperbolehkan mengapresiasikan suara rakyat kepada pihak DPRD Kalsel. Bahkan mereka tidak diperbolehkan memasuki halaman kantor DPRD Kalsel.
Menanggapi hal tersebut Koordinator Aksi Damai Toha Rettob menyampaikan "Kita ingin datang kekantor DPRD Kalsel untuk menyampaikan aspirasi rakyat salah satunya mengenai perekonomian yang tidak stabil. Sayangnya belum sampai dikantor DPRD Kalsel kami dihalau dan dihalang-halangi dari aparat kepolisian. Ini tidak sesuai dengan Hak Masyarakat untuk menyuarakan pendapat. Kami datang disini untuk menyampaikan pendapat mengapa dihalang-halangi dan tanpa alasan yang logis."
Aldi Putra selaku Presiden BEM ULM menjelaskan "Aparatur Sipil Negara tidak seharusnya menghalang-halangi kita untuk bertemu dengan Wakil Rakyat ini arti intoleran terhadap masyarakat, kita disini datang untuk menyampaikan aspirasi masyarakat tentang keadaan dinegara ini khususnya terkait perekonomian indonesia. Bahwa negara indonesia tidak sedang baik-baik saja."
Koordinator BEM Se-Kalimantan Selatan Melky Andreas menjelaskan "Hari ini kita belum bisa menyampaikan aspirasi rakyat kepada DPRD Kalsel karena dihalang-halangi oleh pihak kepolisian, mundur bukan berarti kalah karena kita akan kembali turun kejalan bersama-sama seluruh Mahasiswa Se-Kalimantan Selatan dengan massa yang jauh lebih banyak untuk menyampaikan aspirasi ini. Mereka dipilih rakyat gedung DPRD juga milik rakyat. Ini wajib kita perjuangkan bersama karena kalau bukan kita siapa lagi."
Unjuk rasa tersebut berselang sejak pukul 09.30 WITA sampai pada pukul 14.30 WITA selepas sholat dzuhur Mahasiswa masih dihalang-halangi dan belum sempat menyampaikan aspirasi tersebut bahkan mereka juga menyelenggarakan sholat dzuhur berjamaah diruas jalan Lambung Mangkurat untuk sembari menunggu hati para Wakil Rakyat yang seharusnya mendengarkan suara rakyatnya sendiri.(rel)