Generasi Milenial Kunci Keberhasilan Pembangunan Pertanian
Font: Ukuran: - +
Dekan Fakultas Pertanian IPB Kudang Boro
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Generasi Milenial atau generasi yang lahir rentang tahun 1980 - 2000 saat ini berusia antara 19-39 tahun ini, pada lima atau sepuluh tahun ke depan akan memegang peranan penting dalam berbagai bidang termasuk pertanian.
"Generasi Milenial merupakan kunci atau key enabler keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan," ungkap Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Kudang Boro, dalam keterangannya, Jumat (16/8/2019).
Kudang menekankan akan pemikiran terhadap profesi petani itu terlebih dahulu sebelum kita mengajak generasi Milenial menekuni dunia pertanian. Yang ada dibenak generasi milenial bahwa persepsi profesi petani itu masih dianggap profesi yang tidak menjanjikan secara ekonomi.
Pada saat dulu mungkin benar, karena teknologi pertanian masih dilakukan sangat tradisional, peranan tengkulak, renternir yang menjerat hutang, dan bertani hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan konsumsi. Dan ditambah saat itu perekonomian petani memang memprihatinkan.
"Kondisi sekarang telah jauh berubah, kemajuan teknologi memberi harapan baru dan peluang yang lebih besar kepada petani untuk menghasilkan lebih banyak uang. Dukungan pemerintah untuk modernisasi pertanian dalam kurun lima tahun terakhir terlihat nyata. Bahkan sudah dideklarasikan oleh Menteri Pertanian tentang Pertanian 4.0," ungkap Kudang.
Kudang menyampaikan bahwa, generasi milenial adalah generasi yang tidak bisa lepas dari teknologi digital. Mereka dilahirkan ditengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Mereka pun terbiasa dengan segala kepraktisan dan kecepatan yang ditawarkan oleh kecanggihan dari teknologi.
Mengajak generasi Milenial bertani tanpa diiringi penerapan teknologi kekinian menurut Kudang sangat berat. Konsep pertanian digital atau Pertanian 4.0 merupan kunci utama mengajak mereka untuk terjun dan berperan dalam dunia pertanian.
Secara umum konsep Pertanian 4.0 adalah pemanfaatan teknologi digital untuk menunjang aktivitas sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Pemanfaatan dimulai dari perencanaan masa tanam, pengaturan kebutuhan air dan pupuk, pengendalian hama, panen, pemasaran produk pertanian, dan pasca panen serta ditunjang dengan big data.
Era Pertanian 4.0 telah berkembang saat ini terbukti telah banyak bermunculannya aplikasi digital sektor pertanian kini telah hadir dan bisa dimanfaatkan petani. Ada aplikasi yang bisa memprediksi cuaca yang bisa dimanfaatkan petani untuk memprediksi masa tanam. Tersedia juga aplikasi yang dapat memantau kebutuhan air dan pupuk serta melakukan penyiraman secara otomatis, sampai dengan panen dan pasca panen.
Kementan sudah memulai penerapan Pertanian 4.0, pengolaham lahan dengam traktor autonoumus, alsintan penanaman benih padi autonoumus dan penanggulangan hama dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi drone sehingga bisa mempersingkat waktu dan dapat mencakup wilayah yang lebih luas. Ada juga aplikasi yang bisa memprediksi panen dan memasarkan hasil panen dengan memperpendek jalur distribusi.
Efektifitas dan efisiensi yang ditawarkan pertanian 4.0 diharapkan mampu mengurangi kesulitan tenaga kerja tani dan minimalisir risiko gagal panen dan meningkatkan hasil panen. Pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Baik pemilik lahan maupun petani penggarap atau buruh tani.
"Pesatnya perkembangan teknologi pertanian digital diharapkan menjadi stimulan bagi generasi milenial untuk terjun dalam dunia pertanian. Pada gilirannya ekosistem pertanian digital mampu mendorong lahirnya petani muda bertalenta," tutup Kudang. (im/okezone)