Hari Guru Sedunia, Mendikbudristek Janji Tingkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Guru
Font: Ukuran: - +
Nadiem Makarim. [Foto: Kompas]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berjanji akan terus berupaya mendengarkan masukan dari para guru serta memprioritaskan peningkatan kesejahteraan dan kualitas guru.
Nadiem mengatakan sejumlah paket kebijakan untuk para guru telah diberlakukan selama masa pandemi COVID-19. Selain bantuan subsidi upah juga diberlakukan penyederhanaan melalui kurikurum darurat.
“Kami melaksanakan relaksasi dana BOS (bantuan operasional sekolah) sehingga bisa digunakan untuk membayar honor guru non-PNS, guru-guru honorer. Kami memberikan bantuan subsidi upah untuk pendidik dan tenaga kependidikan non-PNS, Kami memberikan opsi bagi guru untuk menerapkan kurikulum darurat, yang lebih ramping, lebih sederhana,” kata Nadiem dalam pidato peringatan Hari Guru Sedunia 2021 seperti dilansir tirto, Selasa (5/10/2021).
Nadiem bilang para guru mendapatkan tantangan besar untuk memberikan pendidikan kepada para murid selama pandemi COVID-19 hampir dua tahun terakhir. Guru-guru ditantang untuk memanfaatkan teknologi membuat pembelajaran daring harus menarik bagi semua murid. Sementara di daerah yang sulit akses internet, banyak guru yang menantang risiko dengan mengajar dari rumah ke rumah.
“Dengan hal ini, kami berupaya membantu dan mendukung para pendidik dan tenaga kependidikan dengan menghadirkan beragam paket kebijakan,” kata Nadiem.
Terkait dengan kurikulum darurat Kemendikbudristek kata Nadiem telah membagikan modul pembelajaran di masa khusus untuk membantu pembelajaran di daerah yang sulit akses internet. Kemudian juga mengembangkan platform Guru Belajar dan Berbagi, sehingga para guru dapat saling belajar dari rekan sejawatnya dalam mengembangkan pembelajaran.
Selain itu, Nadiem bilang upaya meningkatkan kesejahteraan guru juga terus dilakukan di antaranya dengan menyelenggarakan seleksi guru ASN-PPPK dengan afirmasi bagi pelamar yang telah memiliki sertifikat pendidik, yang berusia lebih dari 35 tahun, penyandang disabilitas, berasal dari THK2 dan aktif mengajar selama paling tidak tiga tahun.
“Dan sekarang, berkat ketangguhan Ibu dan Bapak kita berhasil melewati masa yang penuh tantangan. Saat ini kita mulai melaksanakan PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan ketat demi keselamatan semua warga sekolah,” ujar Nadiem.
Peran guru kata Nadiem memilili peran sangat besar dalam menyukseskan PTM terbatas. Oleh karena itu, Kemendikbudristek telah memprioritaskan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan. []