Hingga Kini, Belum ada Vaksin Corona Untuk Usia di Bawah 18 Tahun
Font: Ukuran: - +
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. [Dok: BNPB]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kelompok usia di bawah 18 tahun hingga kini belum ada yang menerima vaksin corona, baik di Indonesia dan dunia. Di sisi lain, kasus positif COVID-19 pada anak-anak di Indonesia cukup tinggi. Persentasenya sekitar 12,1 persen per 24 Maret 2021.
Meski tingkat positif corona pada anak-anak tergolong tinggi, Kemenkes mengungkapkan hingga kini belum ada satu pun vaksin corona di dunia yang bisa diberikan kepada kel0mpok di bawah 18 tahun.
"Kita tahu sampai sekarang, belum ada vaksin yang direkomendasikan oleh WHO untuk usia di bawah 18 tahun. Semua sedang dalam proses uji klinis. Karena semua dalam proses uji klinis, kita menunggu tahapan dari uji klinis," kata juru bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, Sabtu (27/3/2021).
Tak hanya Indonesia, Nadia menyebut saat ini seluruh dunia juga tengah menunggu keputusan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait kepastian pemberian vaksin corona kepada kelompok tersebut.
"Seluruh dunia, bukan cuma Indonesia. Kan kita tidak mungkin memberikan vaksin yang tidak aman," ungkap Nadia.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya dimulai Juli mendatang harus dibuka secara hati-hati. Apalagi, vaksin corona sejauh ini baru diberikan kepada kelompok guru dan tenaga pendidik.
"Apakah perlu dikaji, apakah semua daerah memang perlu tatap muka, itu semua menjadi kajian untuk Kemendikbud. Apakah prokes bisa diterapkan sekolah atau proses tatap muka (bisa dilaksanakan) harus dipastikan," tutup Nadia.
Sejumlah perusahaan produsen vaksin corona di dunia saat ini tengah melakukan uji coba pada kelompok anak-anak. Misalnya, perusahaan Sinovac yang mengeklaim vaksinnya aman diberikan kepada anak-anak berusia 3-17 tahun.
Tidak hanya Sinovac yang mulai menguji vaksin corona terhadap anak-anak. Pfizer tengah melakukan penelitian terhadap anak berusia 12-16 tahun.
Sementara itu, Moderna telah mempelajari vaksinnya pada anak-anak berusia 12 tahun ke atas, dan minggu lalu mengumumkan studi baru yang menguji penggunaannya pada anak-anak di bawah 12 tahun.
Sinopharm juga tengah menyelidiki keefektifan vaksin untuk anak-anak. Perusahaan tersebut mengatakan pada Januari telah menyerahkan data klinis ke pemerintah. (Kumparan)