Indonesia Prioritaskan 4 Tema di Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Bali - Indonesia akan memperjuangkan empat tema prioritas di bidang keuangan dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tahun 2018. Hal ini dilakukan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya sebagai tuan rumah kegiatan tersebut. Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam jumpa media di Bali, Senin (08/10). Jumpa pers dilakukan bersama dengan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Kominfo, Rudiantara.
Kebijakan ekonomi global adalah tema pertama yang diprioritaskan, khususnya harmonisasi kebijakan antarnegara untuk pemulihan global dan mengatasi ketidakpastian global.
Tema kedua adalah pembiayaan infrastruktur. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dari sisi infrastruktur tumbuh sangat cepat, yang mendatangkan apresiasi dari dunia internasional. Topik ini diangkat agar pembiayaan tak hanya datang dari APBN namun juga sumber lain seperti obligasi maupun penanaman modal untuk investasi infrastruktur.
Tema ketiga adalah ekonomi digital. Pembahasan antara lain akan berkisar kepada bagaimana ekonomi digital dapat dilakukan untuk pembiayaan UMKM serta teknologi finansial. Selain itu, akan dibahas pula mengenai bagaimana pengaruh ekonomi digital bagi bank sentral, khususnya terhadap sistem pembayaran serta keamanan digital.
Tema keempat adalah ekonomi dan keuangan syariah. Kesempatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada dunia internasional mengenai pencapaian dan potensi besar yang dimiiki Indonesia dalam bidang tersebut.
Selanjutnya, Gubernur Bank Indonesia menjelaskan bahwa secara umum terdapat 2 (dua) kelompok kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang pertemuan tahunan 2018, yaitu bidang keuangan dan pembangunan.
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tersebut merupakan kegiatan penting di dunia, dan keberhasilan sebagai tuan rumah merupakan sebuah kebanggaan bagi Indonesia. Berbagai pembahasan yang diangkat diharapkan akan bermanfaat bagi ekonomi Indonesia saat ini dan ke depan. (Rel/DepKom BI)