Ini Alasan Gibran Jokowi Terjun ke Politik
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Gibran Rakabuming Raka alias Gibran Jokowi mengungkap alasannya terjun ke dunia politik. Dia pun menampik berupaya membangun dinasti politik dengan berniat maju sebagai Calon Wali Kota Surakarta.
Gibran Jokowi, 32 tahun, tak membantah sang ayah menjabat Wali Kota Surakarta selama 7 tahun lalu menjadi Gubernur DKI dan kemudian Priden RI dua periode. Tapi, keinginannya terjun ke politik bukanlah ingin membangun dinasti politik.
"Saya kan ikut kontestasi, bisa dipilih bisa tidak. Bisa kalah bisa menang. Kalau dinasti politik mungkin saya kemarin minta jadi menteri atau apa saja," tutur Gibran Jokowi dalam talk show Hari Pahlawan yang diadakan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) DKI Jakarta hari ini, Ahad, 10 November 2019.
Dia berniat maju sebagai calon wali kota dalam Pilkada Kota Solo pada 2020 dan memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), seperti ayahnya. BMI adalah onderbouw PDIP.
Gibran Jokowi, 32 tahun, tak membantah sang ayah menjabat Wali Kota Surakarta selama 7 tahun lalu menjadi Gubernur DKI dan kemudian Priden RI dua periode. Tapi, keinginannya terjun ke politik bukanlah ingin membangun dinasti politik.
"Saya kan ikut kontestasi, bisa dipilih bisa tidak. Bisa kalah bisa menang. Kalau dinasti politik mungkin saya kemarin minta jadi menteri atau apa saja," tutur Gibran Jokowi dalam talk show Hari Pahlawan yang diadakan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) DKI Jakarta hari ini, Ahad, 10 November 2019.
Dia berniat maju sebagai calon wali kota dalam Pilkada Kota Solo pada 2020 dan memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), seperti ayahnya. BMI adalah onderbouw PDIP.
Mengapa Gibran tak menunggu sampai Jokowi selesai menjabat Presiden RI?
Gibran Jokowi menerangkan, jika dia berpolitik menunggu bapaknya purna tugas lima tahun mendatang maka akan makan waktu terlalu lama. Dia meyakini saat ini adalah momen yang tepat bagi anak muda untuk bergerak lewat jalur politik.
"Ini sudah zamannya anak muda, udah zamannya smartphone yang kebanyakan penggunanya anak milenial. Jadi ini memang momennya anak muda."
Anak sulung Presiden Jokowi itu mengatakan sebelumnya tak suka politik, namun perubahan terjadi seiring dengan kedewasaannya. Maka keputusannya terjun ke dunia politik bukanlah sebuah pilihan terburu-buru.
"Saya mulai menyadari sebagai anak muda, kita harus mulai mengubah stereotype, mulai mengubah mindset orang-orang, bahwa politik itu selalu kotor," ucap Gibran Jokowi.
Pilihannya masuk politik juga tak lepas latar belakangnya sebagai pengusaha.
Gibran mengatakan sebagai pengusaha dia menghidupi ribuan pegawai. Dana corporate social responsibility (CSR) perusahaannya mencapai Rp 2 miliar.
Meski begitu, dana tersebut tak bisa sepenuhnya sampai ke masyarakat secara umum.
"Kalau pengen menyentuh lebih banyak lagi orang, (saya) harus terjun ke Politik. Jadi kalau saya terjun ke politik, otomatis saya bisa menyentuh kurang lebih 600 ribu orang." (Im/tempo)