Jokowi Sebut Ada Menterinya Berusia 25 Tahun, Siapa Dia?
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Joko Widodo menyatakan telah menyusun daftar menteri yang akan membantunya di periode kedua pemerintahannya.
Kata Jokowi, kabinetnya nanti akan diisi kalangan generasi muda. Bahkan, kata Jokowi, ada menteri muda ini berusia di bawah 30 tahun.
"Menteri ada yang usianya 25, di bawah 30, dan di bawah 35 tahun," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan Forum Pimpinan Redaksi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8).
Selain menteri dari kalangan generasi muda, Jokowi juga memastikan bakal memberikan porsi menteri perempuan seperti jumlah menteri perempuan yang ada saat ini.
"Menteri perempuan jumlahnya bisa sama dengan sekarang," katanya.
Menteri perempuan di kabinet saat ini berjumlah delapan orang yakni Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise.
Sebelumnya jumlah menteri di kabinet Jokowi ada sembilan orang. Namun, Khofifah mundur dari jabatannya sebagai Menteri Sosial untuk menjadi Gubernur Jawa Timur.
Terkait menteri dari generasi muda juga pernah disinggung Jokowi pada pertengahan Juli lalu. Saat itu Jokowi membuka peluang kabinet 2019-2024 diisi calon menteri dari generasi muda.
Jokowi mengatakan tak hanya mempertimbangkan anak-anak muda dari kalangan profesional tapi juga partai politik.
"Saya minta dari partai juga ada yang muda, ada dari profesional juga," ucap Jokowi.
Usulan ini sempat mendapat kritik dari Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Menurutnya, tantangan para menteri adalah masalah bangsa dan negara. Anak muda yang berhasil di perusahaan, tak menjamin akan sukses ketika mengelola pemerintahan.
"Bukan merendahkan. Kalau anak muda, pintar, belum pernah menjalankan proses tata pemerintahan negara, itu bisa saja tidak berhasil," tuturnya. (CNNIndonesia)