KB PII Sebut Umat Islam Harus Sadar Politik
Font: Ukuran: - +
Foto: Ist
Dialeksis.com, Jakarta - Ketua Umum KB PII Nasrullah Larada mengatakan umat Islam harus segera melakukan konsolidasi dan sadar politik. Hal ini penting untuk menyongsong banyak agenda baik itu agenda sosial, budaya, ekonomi, bahkan agenda politik. Konsolidasi bahkan sebuah hal yang mutlak atau sebuah keniscayaaan bila umat Islam adalah umat sebagai rahmat bagi alam semesta ini.
"Kami di KB PII misalnya jelas bukanlah organisasi politik, tetapi politik adalah salah satu bagian dari salah satu poin saja dari fokus kegiatan pemberdayaan yang dilakukan. Jadi konsolidasi umat yang dimaksudkan oleh KB PII adalah konsolidasi umat di bidang sosial, budaya, ekonomi dan dakwah", kata Nasrullah, dalam acara pembukaan Rakernas Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di salah satu hotel di bilangan Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu (21/4).
Berkaitan dengan tahun politik 2019, KB PII mengajak umat Islam untuk sadar politik dan menggunakan hak politik sebagai warga negara yang baik dengan memilih pemimpin yang dekat dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Sebagai organisasi yang merupakan wadah aktivis PII yang sudah berdiri lama, PII memiliki kader yang mumpuni untuk duduk dalam pemerintahan. Bila diperlukan KB PII bisa saja mendorong dan mengajukan kadernya untuk duduk dalam posisi penting di negeri ini.
"Kita punya banyak kader seperti Pak Sofyan Djalil menteri ATR, ada Pak Soetrisno Bachir, dan lain lain. Mereka sangat layak untuk menjadi pemimpin bangsa!", ujar Nasrullah.
Sementara itu Menteri ATR Sofyan Djalil menyatakan PII merupakan yang organisasi pelajar yang alumni nya banyak berperan di berbagai profesi dan lembaga. Peran dan posisi tersebut membuat kader kader PII memiliki perbedaan pandangan. Akan tetapi dalam persaudaraan PII, pandangan tersebut tidak menimbulkan persoalan. Bahkan menumbuhkan dinamika untuk berkontribusi di tengah masyarakat.
Sedangkan kader PII yang kini menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir menilai pada satu sisi Indonesia memiliki potensi ekonomi berupa kekayaan sumber alam dan sumber daya manusia yang besar. Tapi sayangnya, masyarakat —khususnya umat Islam — belum merasakan hidup yang sejahtera dan belum sepenuhnya terlindungi secara lahir dan batin.
"Indonesia jelas merupakan negara mayoritas Muslim. Negara ini memiliki peran yang besar untuk menggerakan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Apaagi sekarang 80% rakyat di Indonesia adalah umat Islam. Maka umat Islam harus mampu memacu terwujudnya peradaban dan ekonomi yang maju yang membuat kehidupan masyarakat lebih sejahtera adil, dan makmur," ujarnya. (Republika)