Kemendikbud: 5 Cara Siswa SMK Siap Kerja Mandiri
Font: Ukuran: - +
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto. Foto: Humas SV UGM
DIALEKSIS.COM | Bandung - Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto menjelaskan 5 cara yang harus diubah agar siswa-siswi di Indonesia terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siap mandiri bekerja.
Dalam acara kelas offline bertema "Peluang Bisnis Modal Tipis" yang digelar Mitras Dudi di Kota Bandung Jawa Barat, 5 cara ini nantinya diharapkan mampu mereformasi kurikulum yang ada di SMK ke depannya.
"Kurikulum SMK Yang sedang kita reform mudah-mudahan ini kita tuntaskan. Pertama, kurikulum harus diubah misalnya ada mata pelajaran wajib yakni logic dan digital technology agar anak-anak SMK di seluruh bidangnya bisa ter-expose dengan logika berpikir dan teknologi misalnya e-commerce dan sebagainya," ujar Wikan di Hotel Mercure Bandung City Centre, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/2/2021).
Kedua, menurut Wikan, teori di SMK akan diubah ke arah pendidikan vokasi misalnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terapan dicampur dengan learning skill agar para siswa siap menghadapi situasi langsung di lapangan usai memperoleh pendidikan.
"Teori di SMK akan ke vokasi misalnya IPA terapan, bahasa Indonesia terapan Matematika itu masuk terapan. Kalau nilai bahasa Indonesia 9, namun bagaimana bisa siswa tidak menjalin komunikasi,” jelasnya.
Yang ketiga menurut Wikan, yakni magang atau praktik kerja industri yang harus dijalani para siswa minimal selama 1 semester.
Selanjutnya yang keempat, yaitu adanya mata pelajaran pilihan yang bisa dipilih oleh siswa untuk memperkuat skill, di antaranya digital marketing, pelajaran bahasa asing, hingga mata pelajaran pilihan lainnya sesuai cabang jurusan yang dipilih.
Kemudian yang terakhir, Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menginginkan agar para siswa wajib mengikuti project based learning di lapangan secara langsung.
"Jadi tidak hanya menjejali ilmu dasar saja, namun memberikan empower dan coaching agar siswa-siswi bisa sesuai bidangnya dan bisa mandiri. Kurikulum SMK yang sedang kita reform mudah-mudahan ini segera kita tuntaskan", ujar Wikan. (CNBC Indonesia)