kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Keterbatasan Akses Internet, Guru Keliling Rumah Siswa

Keterbatasan Akses Internet, Guru Keliling Rumah Siswa

Senin, 04 Mei 2020 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. Tak semua peserta didik memiliki akses untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring. [CNN Indonesia/Safir Makki]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Keterbatasan alat telekomunikasi dan jaringan internet membuat tenaga pengajar menyambangi rumah peserta didik agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan di masa pandemi virus corona.

Sistem pembelajaran daring menjadi pilihan ketika pergerakan orang dibatasi demi mencegah penyebaran COVID-19, namun kondisi di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, tak memungkinkan guru dan murid berinteraksi dalam jarak yang jauh.

"Tidak semua peserta didik memiliki alat telekomunikasi untuk sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) dan tidak semua tempat tinggal peserta didik memiliki akses internet, sehingga kita datang ke rumah siswa untuk memberikan tugas atau mengajar mereka," kata guru SDN 75/1 Pasar Terusan Batanghari Dedi Kurniawan dilansir dari Antara.

Saat menyambangi rumah siswa, Dedi mengatakan tetap memperhatikan aturan untuk menjaga jarak.

"Siswa yang rumahnya berdekatan kita minta untuk belajar bersama, maksimal tiga anak agar mereka bisa menjaga jarak dalam belajar. Saya minta mereka juga memakai masker," kata Dedi.

Hal serupa juga dilakukan oleh guru SMPN 7 Batanghari, Syafrendri. Dari 23 siswa dalam salah satu rombongan belajar sekolahnya, terdapat satu orang siswa yang tidak bisa mengikuti pengajaran dengan sistem daring.

Selain tidak memiliki alat komunikasi yang mendukung sistem pembelajaran daring, akses rumah peserta didik tersebut cukup jauh dari teman-temannya.

"Peserta didik ini tinggal bersama kakeknya, secara ekonomi dapat dikatakan sebagai masyarakat tidak mampu, sehingga tidak memiliki alat komunikasi untuk mendukung pembelajaran daring," kata Syafrendri.

Tidak semua siswa tanpa akses pembelajaran daring didatangi tenaga pendidik. Sejumlah peserta didik yang tidak memiliki alat komunikasi pendukung sistem pembelajaran daring diminta bergabung bersama teman lainnya yang memiliki alat komunikasi pendukung untuk membuat kelompok belajar.

Kegiatan itu disebut tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19, seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, selain itu dalam satu kelompok dibatasi maksimal hanya terdapat tiga orang. (CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda