Ketua AMSI Sebut Keadaan Ekonomi Media Siber Mampu Bertahan 4-5 Bulan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Menggut mengatakan, pandemi Covid-19 memperburuk kondisi ekonomi perusahaan media siber indonesia, dan aka mempu bertahan sekitar 4-5 bulan jika situasi pandemi masih belum berubah.
Temuan tersebut didapatnya berdasarkan hasil survei internal kepada 319 anggota AMSI pada 26 April-5 Mei 2020.
"Kita cek ke daerah, ada satu yang tutup (di Surabaya, Jawa Timur) menyerah. Mungkin karena pendapatan sudah tidak ada dan kalau kita buat rencana tidak jelas karena mungkin situasi masih gelap," ujar Wens dalam diskusi "Bisakah Pers Bertahan di Tengah Pandemi?", Rabu (29/7/2020), seperti dilansir dari suaraindo.id, Minggu (2/8/2020).
Ia mengatakan, beberapa perusahaan media juga telah melakurkan pemutusan hubungan kerja (PHK)disejumlah woalayah yakni Jawa Timur, Papua dan Kalimantan Timur.
Sedangkan untuk pemotongan gaji dan pembayaran THR secara variatid sekitar 20 persen.
Wens menyebutkan, berdasarkan hasil survei, anggota AMSI juga melakukan penundaan pembayaran gaji dan merumahkan sejumlah karyawan masing-masing sekitar 15 persen.
"Sekitar 80 persen media anggota AMSI membatalkan perekrutan anggotabaru, dan hampir 100 persen tidak ada perekrutan tenaga kerja baru," sebut Wens.
Ia menjelaskan terjadi peningkatan pembaca media siber pada masa pandemi virus corona hampir di seluruh wilayah sekitar 35 persen.
Menurutnya, peningkatan ini didorong kebutuhan masyarakat terhadap informasi tentang virus corona. Namun, peningkatan pembaca media tidak mendongkrak pendapatan perusahaan. Bahkan, pendapatan perusahaan turun sekitar 30-40 persen.
Salah satu penyebab penurunan pendapatan adalah perusahaan media saat ini tidak menguasai jalur distribusi sehingga kesulitan dalam mencari pendapatan.
"Hampir semua distribusi konten berita sekarang dipegang perusahaan digital seperti Google dan Facebook," pungkasnya. (IDW).