Kisah Hesti Sutrisno Perempuan Bercadar Peduli Anjing Liar
Font: Ukuran: - +
©2021 Merdeka.com/Arie Basuki
DIALEKSIS.COM | Bogor - Tidak sulit mencari Green House, rumah milik Hesti Sutrisno di kaki Gunung Salak Bogor. Rumah yang dikelilingi tembok setinggi dua meter. Di batas kampung. Jaraknya sekitar 150 meter dari permukiman warga. Warga dengan ramah menunjukkan alamat Hesti. Bahkan, mereka tak segan mengantar menuju rumah Hesti.
Tak ada stigma negatif dari warga terhadap perempuan yang memelihara puluhan anjing di dalam rumahnya. Warga juga tidak terganggu dengan keberadaan rumah yang menampung sekitar 70 anjing liar.
Saat pintu gerbang besi dibuka, terlihat tiga buah kandang besi tertata rapi dan bersih. Isinya beberapa anjing liar. Seorang wanita bercadar menyambut salam.
Dia adalah Hesti Sutrisno. Dia mempersilakan masuk ke dalam ruang utama. Tatapan mata nampak pada beberapa tulisan cuplikan ayat Qur’an yang dipajang di sejumlah sudut ruangan. Sama sekali tak ada anjing yang masuk ke dalam ruangan.
Sudah sembilan tahun Hesti memelihara anjing-anjing liar. Semua bermula ketika Hesti menampung seekor anjing kecil yang telantar kelaparan di sebuah rumah kosong kawasan Pamulang. Anjing mungil itu diberi nama Jhon.
Peristiwa ini membawa perubahan besar pada hidupnya. Dia semakin menyayangi anjing. Sejak saat itu, Hesti selalu mengambil dan merawat anjing-anjing liar yang ditemui di jalan.
"Total sudah sekitar 70 anjing liar," ujar Hesti.
Tak berselang lama, Hesti mengajak melihat tempat penampungan anjing-anjing liar peliharaannya. Letaknya di bagian belakang rumah. Luasnya sekitar 300 meter. Ketika pintu besi dibuka, puluhan anjing liar langsung menyambut Hesti. Perempuan itu balik memeluk hewan peliharaannya.
"Inilah kecintaan saya kepada mereka," tutur Hesti [merdeka.com].