KLHK Catat Peningkatan Karhutla Tahun 2023 Dibandingkan 2022
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi kebakaran hutan. (Foto: SDIS 33 via AP)
DIALEKSIS.COM | Nasional - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya peningkatan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini dibandingkan 2022.
“Luas areal karhutla periode Januari -Juli 2023 seluas 90.405 hektare mengalami kenaikan sebesar 2.237 hektare atau 2,54% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 dengan luas 88.167 hektare,” kata Thomas Nifinluri, Direktur Pencegahan Karhutla KLHK saat dihubungi, Jumat (25/8).
Adapun, saat ini ada sejumlah wilayah yang menjadi fokus penanganan dan pencegahan karhutla. Diantaranya Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan dan Riau.
“Wilayah-wilayah itu merupakan wilayah yang rawan terhadap ancaman karhutla karena memiliki lahan gambut yang cukup luas. Sehingga ketika terjadi kebakaran maka penanganannya akan lebih sulit,” kata Thomas.
Terlebih lagi, menurut BMKG Indonesia kini memasuki El Nino dengan tingkat lemah yang dapat terus berkembang menjadi El Nino moderat, yang menyebabkan berkurangnya hari tanpa hujan dan musim kemarau bertambah panjang dan kering.
Untuk mencegah dan menangani karhutla yang terjadi, KLHK bersama dengan sejumlah stakeholder melakukan berbagai upaya. Diantaranya dengan melakukan pengecekan lapangan untuk langkah pencegahan, pemadaman oleh Manggala Agni hingga teknologi modifikasi cuaca (TMC).
TMC telah dilakukan pada beberapa wilayah rawan seperti Riau, Sumatra Selatan, Jambi, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sebagai langkah antisipasi karhutla.
“Operasi TMC juga dilakukan di wilayah DKI Jakarta untuk menanggulangi polusi udara yang meningkat. Kendala dalam pelaksanaan operasi TMC dipengaruhi oleh potensi pertumbuhan awan hujan karena sebagian besar wilayah telah memasuki musim kemarau,” pungkas dia.
Berdasarkan data yang diakses di laman Sipongi.menlhk.go.id, sejak Januari hingga Juli 2023 luas karhutla tertinggi terjadi di NTT seluas 28.718 hektare, Kalimantan Barat 12.537 hektare, NTB seluas 9.662 hektare, Kalimantan Selatan 7.483 hektare dan Jawa Timur 7.076. [mediaindonesia]