kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Komisi III DPR RI Sebut Telegram Kapolri Berpotensi 'Abuse Of Power'

Komisi III DPR RI Sebut Telegram Kapolri Berpotensi 'Abuse Of Power'

Rabu, 08 April 2020 11:04 WIB

Font: Ukuran: - +


Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni. Foto: 


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Surat telegram Kapolri yang mengatur terkait tugas kepolisian dalam menangani pandemi virus Corona menuai kritikan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni. 

Dikutip dari laman detik.com, Rabu, (8/4/2020), Sahroni menilai salah satu isi surat tersebut berpotensi menimbulkan abuse of power. 

Sekedar diketahui, isi surat yang dimaksud adalah 'Melaksanakan patroli siber untuk monitoring perkembangan situasi, serta opini di ruang siber, dengan sasaran penyebaran hoax terkait COVID-19, Hoaks terkait kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19, penghinaan kepada penguasa/presiden dan pejabat pemerintah'. Bagi dia, kritik terhadap pemerintah seharusnya hal yang wajar dan tidak perlu ada penindakan.

"Aturan ini berbahaya sekali. Karena kan kita tahu bahwa Pak Bareskrim dulunya ajudan Pak Jokowi. Ini berpotensi abuse of power. Nanti ada kritisi dikit, langsung ditindak polisi. Kita ini kan negara Demokrasi, masyarakat berhak dong untuk melakukan keritik kepada pemerintah," kata Sahroni kepada wartawan, Selasa (7/4/2020).

Lebih lanjut ia menyarankan agar polisi berfokus pada masyarakat dalam situasi yang memprihatinkan saat ini. Menurutnya polisi seharusnya melayani dan melindungi masyarakat saat ini.

"Polisi harus ingat, bahwa mereka ini digaji rakyat, bekerja untuk rakyat. Dalam situasi sulit seperti saat ini, polisi justru harus berada di garda terdepan dalam melindungi dan mengayomi masyarakat," ucapnya.

Seharusnya, kata dia, polisi lebih berkosentrasi pada pencegahan penyebaran Corona. Selain itu, social distancing juga salah satu yang menurut Sahroni harus lebih diperhatikan.

"Polisi mending fokus aja sama bantuin masyarakat yang lagi susah. Dibantu agar mereka merasa aman dan terlindungi di lingkungannya, sambil perketat pengawasan di lapangan untuk orang-orang yang masih keluar nggak pake masker, atau yang belum melakukan social distancing. Itu lebih bermanfaat menurut saya," tutur Sahroni. 




Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda