kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Komnas HAM Ungkap Nasib TKI Terdampak Corona: Ada yang Makan Nasi Busuk

Komnas HAM Ungkap Nasib TKI Terdampak Corona: Ada yang Makan Nasi Busuk

Rabu, 29 April 2020 18:16 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. Foto: Net

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengungkapkan nasib para tenaga kerja asal Indonesia di negara-negara terdampak virus Corona (COVID-19). Ada TKI yang sampai memakan nasi busuk demi bertahan hidup.

"Fenomena lainnya juga selain di Asia Tenggara, kami juga mencatat di Timur Tengah, TKI (asal) Banten makan 3 kali seminggu pakai nasi busuk," kata Tim Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Kania Rahma Nureda dalam video konferensi, Rabu (29/4/2020)

Komnas HAM juga mencatat adanya TKI di Malaysia yang terancam kelaparan akibat susahnya akses penyaluran sembako. Selain itu, ditemukan juga asrama dalam kondisi kotor dan berdesakan yang dihuni oleh TKI di Malaysia.

"Kami juga mencatat beberapa fenomena yang menonjol kehidupan WNI di beberapa negara yang terdampak COVID-19 yaitu TKI Malaysia terkurung karena lockdown, 1 juta TKI di Malaysia terancam kelaparan karena penyaluran sembako terhalang movement control order (MCO) atau Lockdown yang dilakukan di Malaysia. Kemudian juga ada beberapa pekerja migran yang berdesakan di kamar yang tidak bersih di asrama yang kotor," kata Kania.

Komnas HAM memperkirakan lonjakan pekerja migran masuk ke Indonesia akan terjadi pada bulan Ramadhan ini. Untuk itu, Komnas HAM meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkoordinasi untuk melakukan protokol kesehatan yang ketat saat mereka masuk ke Tanah Air.

"Kemudian pekerja migran yang pulang akibat wabah COVID-19 diperkirakan akan melonjak selama bulan Ramadan, sehingga pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara masif dan berkala untuk memastikan seluruh buruh migran yang bekerja di luar negeri ketika kembali ke Tanah Air melalui mekanisme dan sesuai dengan protokol kesehatan," ujar Kania.

"Pemerintah juga melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan pergerakan masuk pekerja migran Indonesia yang berpotensi membawa virus COVID-19 sesuai dengan protokol kesehatan," sambungnya. (Im/Detik)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda