DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berduka cita atas wafatnya Abdul Malik Fadjar. Malik Fadjar merupakan tokoh Persyarikatan yang juga Mantan Anggota Wantimpres periode pertama Presiden Jokowi.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Pimpinan Pusat dan keluarga besar Muhammadiyah menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Prof Dr H Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Beliau wafat Senin, 7 September 2020 pukul 19.00 di Jakarta. Semoga husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan Allah menempatkan di sisi-Nya," ucap Haedar melalui keterangan tertulisnya.

Menurut Haedar, Muhammadiyah, umat Islam, dan bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang banyak prestasi, berpikiran maju, bersahaja, dan melintasi.

Malik Fadjar pernah menjadi Menteri Agama RI, Mendikbud, Menko Kesra, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden era Presiden Jokowi yang pertama.

"Dalam Muhammadiyah menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah 2000-2005, 2005-2010, serta 2010-2015. Pernah menjadi Rektor UM Malang yang cukup lama membawa Universitas ini besar dan maju, sekaligus sebagai Rektor UM Surakarta yang juga menorehkan kemajuan. Pak Malik sebagai tokoh Muhammadiyah banyak mengayomi yang tua maupun muda," jelasnya.

Sebagai orang yang lebih muda dan banyak berinteraksi dengan Prof Malik, Haedar banyak belajar.

"Beliau tokoh Muhammadiyah, umat Islam, dan bangsa yang bersahaja, gigih, penuh prestasi di bidang pendidikan, berpikiran maju, inklusif, dan diterima banyak pihak. Kita kehilangan tokoh besar yang dimiliki bangsa ini. Beliau lebih banyak bekerja bangun pusat keunggulan dan membawa umat untuk maju ketimbang banyak bicara," katanya.

"Pengabdiannya untuk bangsa sangat besar tanpa mengeluh, radius pergaulan dan pemikirannya pun melintasi. Kaum muda dan generasi bangsa penting meneladani Prof Malik Fadjar. Selamat jalan Pak Malik, kami kehilangan sosok teladan," pungkas Haedar.