kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Masyarakat Internasional Percaya Indonesia Aman

Masyarakat Internasional Percaya Indonesia Aman

Jum`at, 12 Oktober 2018 16:54 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : zainal Arifin Lubis

Zainal Arifin Lubis - Kepala BI Banda Aceh bersama peserta Annual Meeting 2018 International Monetary Fund (IMF), World Bank di Bali. Foto Istimewa


DIALEKSIS.COM | Bali - Penyelenggaraan Annual Meeting 2018 International Monetary Fund (IMF), World Bank di Bali menunjukkan Kepercayaan Masyarakat Internasional terhadap Indonesia. 

"Indonesia aman, stabilitas politik dan ekonomi indonesia baik," sebut Kepala BI Banda Aceh, Zainal Arifin Lubis Jumat 12 Oktober 2018

Pandangan itu disampaikan Zainal karena semangat peserta dari berbagai negara yang ikut dalam setiap sesi pertemuan itu. "Pertemuan Tahunan ini menjadi momentum untuk mempromosikan Indonesia di dunia internasional," sebut Zainal

Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia adalah forum diskusi tentang perkembangan ekonomi dan sistem keuangan global serta isu-isu global di tahun yang akan datang.

Negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan ini meliputi Uni Emirat Arab (2003), Singapura (2006), Turki (2009), Jepang (2012), Peru (2015).

Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tahun 2018 dihadiri oleh 23 Kepala Negara, 189 menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral, dan sekitar 34.000 peserta meliputi delegasi lembaga internasional, investor dan ahli keuangan, jurnalis, dan pengamat lainnya, "yang menjadi pertemuan pemimpin keuangan terbesar di dunia." ungkap Zainal Arifin

Dalam Annual Meeting 2018 International Monetary Fund (IMF), World Bank di Bali, Indonesia memperjuangkan empat tema prioritas di bidang keuangan dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia tahun 2018. Hal ini dilakukan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya sebagai tuan rumah kegiatan tersebut.

Pertama adalah mengenai kebijakan ekonomi global, khususnya harmonisasi kebijakan antarnegara untuk pemulihan global dan mengatasi ketidakpastian global. Pembahasan ini diangkat agar pemulihan yang baik tak hanya dialami oleh negara maju, namun juga negara berkembang. Topik yang dibahas mencakup pula normalisasi kebijakan moneter negara maju serta ketegangan dagang antar negara.

Berikutnya adalah pembiayaan infrastruktur. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dari sisi infrastruktur tumbuh sangat cepat, yang mendatangkan apresiasi dari dunia internasional. Topik ini diangkat agar pembiayaan tak hanya datang dari APBN namun juga sumber lain seperti obligasi maupun penanaman modal untuk investasi infrastruktur.

Selanjutnya ketiga adalah ekonomi digital. Pembahasan antara lain akan berkisar kepada bagaimana ekonomi digital dapat dilakukan untuk pembiayaan UMKM serta teknologi finansial. "Selain itu, akan dibahas pula mengenai bagaimana pengaruh ekonomi digital bagi bank sentral, khususnya terhadap sistem pembayaran serta keamanan digital." kata Zainal Arifin

yang keempat adalah ekonomi dan keuangan syariah. Kesempatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada dunia internasional mengenai pencapaian dan potensi besar yang dimiiki Indonesia dalam bidang tersebut.

"Pertemuan tahunan kali ini pun menandai pertama kalinya tema ekonomi syariah mendapat porsi pembahasan yang cukup besar." Ungkap Zainal Arifin. (zal)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda