Beranda / Berita / Nasional / Menag Minta Kirim 200 Guru Bahasa Arab ke Indonesia, Mesir Sanggupi 2.000

Menag Minta Kirim 200 Guru Bahasa Arab ke Indonesia, Mesir Sanggupi 2.000

Minggu, 27 Oktober 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar memberi usulan kepada Pemerintah Mesir untuk memperbanyak pengiriman guru-guru bahasa Arab dari Mesir ke Indonesia. Hal ini ia sampaikan kepada Menteri Wakaf Mesir, Usamah Sayyid Azhary. [Foto: Humas Kemenag]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar memberi usulan kepada Pemerintah Mesir untuk memperbanyak pengiriman guru-guru bahasa Arab dari Mesir ke Indonesia. Hal ini ia sampaikan kepada Menteri Wakaf Mesir, Usamah Sayyid Azhary dalam kunjungannya ke Kantor Pusat Kementerian Agama RI, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.

“Mohon diperbanyak mengirim guru-guru bahasa Arab dari Mesir ke Indonesia. Saat ini kita hanya dikirim sekitar 20 per tahun. Kalau bisa, dikirim sampai 200 ya di setiap tahun," ujar Menag Nasaruddin.

"Kami punya pondok pesantren lebih dari 20 ribu. Nah, kalau bisa setiap pondok pesantren itu punya pengajar bahasa Arab dari Mesir. Dengan pengetahuan bahasa Arab itu otomatis akan memperkuat akidah Islam,” lanjut Menag.

“Banyak negara Arab yang lain mengenal kami dan kami kenal, tapi tracing point kami ke Mesir. Karena persambungan budaya, culture, dan ideologi, Mesir dengan Indonesia itu lebih dekat daripada negara-negara yang lain,” tuturnya.

Menanggapi usul tersebut, Menteri Wakaf Mesir, Usamah Sayyid Azhary menyampaikan kesanggupannya, bahwa tidak hanya akan menambah dari 20 menjadi 200 guru bahasa Arab, melainkan 2.000 guru setiap tahun.

“Saya punya keinginan yang lain. Bukan hanya dari 20 menjadi 200, tapi menjadi 2.000. Ini tujuan yang bisa kita wujudkan dalam jangka pendek. Kita bukan hanya kirim dari 20 menjadi 200, tapi 20 menjadi 2.000,” ungkap Usamah kepada Menag Nasaruddin.

“Kami akan masukkan usulan ini dalam program prioritas kerja sama kita, bagaimana kita menyebarluaskan bahasa Arab. Memperkuat ajaran Wasatiyah sebagai panduan. Jadi di satu sisi bisa mengambil dari luar, tapi di sisi yang lain bisa mempertahankan identitas kepribadian kebudayaan Indonesia,” tambah Usamah.

Usamah juga menyebut, bahwa sebelum lawatannya ke Indonesia, Pemerintah Mesir telah melaunching program yang berguna bagi para da'i dan imam di Indonesia supaya lebih memberikan perhatian tinggi terhadap bahasa Arab. Program ini bertujuan agar anak-anak muda yang sangat bergantung kepada media sosial bisa memiliki ketertarikan secara khusus dengan bahasa Arab. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda