Menhan Prabowo Puji Cara Jokowi Hadapi Krisis dengan Tenang
Font: Ukuran: - +
Foto: Fajar Briantomo/detikcom
DIALEKSIS.COM | Nasional - Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, memuji kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat tangani krisis pandemi Covid-19. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari ketenangan Presiden Jokowi dalam menghadapi krisis yang terjadi.
"Harus kita juga akui, harus kita beri penghargaan kepada presiden kita, Pak Joko Widodo. Beliau telah memimpin krisis itu dengan tenang, dengan sejuk, memikirkan rakyat yang paling bawah. Itu saya saksi di Kabinet. Saya saksi," kata Prabowo, Sabtu (29/10).
Prabowo menambahkan, Presiden Jokowi juga tidak mudah diintervensi dari pihak luar melalui dorongan menerapkan karantina wilayah (lockdown). Presiden Jokowi menolak mengambil kebijakan tersebut dengan pertimbangan memikirkan nasib rakyat kecil.
"Semua negara, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) terus menekan pemerintah kita, lockdown, lockdown, lockdown. Banyak negara ikut lockdown besar-besaran. Beliau bertahan," ungkapnya. "Saya ingat beliau pernah bertanya, Menhan, kalau kita lockdown semua, rakyat kita makan apa?'"
"Rakyat kita yang ojol itu, kan hidup dari hari ke hari. Yang tukang sate, tukang bakso, tukang yang jualan kaki lima, hidupnya dari hari ke hari. Pekerja-pekerja kita upahnya harian kalau lockdown, dia makan apa? Beliau (Jokowi) bertahan. Alhamdulillah kita diakui lima negara terbaik, kita termasuk negara terbaik penanganan Covid dari 200 negara," imbuhnya.
Padahal, ungkap Prabowo seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengalami kepanikan luar biasa pada awal merebaknya Covid-19. Apalagi di awal-awal pandemi Indonesia dihadapkan pada kepanikan atau kekhawatiran yang sangat besar.
"Kita belum punya vaksin yang kuat waktu itu, kita belum tahu obat mana yang cocok untuk itu, sehingga banyak saudara-saudara kita, kawan-kawan kita, sekarang tidak bersama kita lagi," tuturnya.
Prabowo pun mengajak masyarakat mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi dalam pengendalian pandemi. "Marilah kita sebagai bangsa, sebagai umat Islam, berani menghargai orang yang benar, menghargai kebaikan, menghargai prestasi apa pun," ajaknya. [republika.co.id]
- Jokowi dan Megawati Bertemu Empat Mata, Bahas Krisis Pangan hingga Pemilu 2024
- Gelombang Kematian Kedua Pakistan, PBB Minta Bantuan Rp12,5 Triliun
- Kasetpres Heru Budi Tegaskan Tidak Ada Surat dan Dokumen Presiden Jokowi yang Bocor
- Jelang HUT RI ke-77, Warek UIN Ar Raniry Tegaskan Indonesia Tak Boleh Lengah Hadapi Tantangan Global