Menko Perekonomian Prediksi Inflasi Juni Maksimal 0,25 Persen
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi inflasi bulan Juni dapat berada di kisaran 0,2 persen hingga 0,25 persen secara bulanan (month-to-month). Angka ini lebih rendah dari inflasi pada Juni tahun lalu sebesar 0,69 persen.
Kendati demikian, menurut dia, prediksi inflasi tersebut dapat terealisasi jika harga tiket pesawat tak membumbung tinggi menjelang Idul Fitri Menurut Darmin, kebijakan tarif yang fleksibel setiap saat bisa membuat dampak inflasi dari transportasi udara tidak terduga.
Data BPS menunjukkan bahwa kenaikan harga transportasi kepada inflasi selalu tercatat melonjak mendekati Idul Fitri. Di Juni tahun lalu saja, inflasi transportasi tercatat 1,27 secara bulanan atau 5,8 secara tahunan.
"Jadi seharusnya kalau transportasi udara tidak ada lonjakan, maka inflasi bulan Juni ada di kisaran 0,2 persen hingga 0,25 persen. Karena kalau pesawat gitu kan rate-nya berubah terus, sementara kalau inflasi dari angkutan darat masih bisa diperhatikan," jelas Darmin, Senin (11/6).
Darmin mengaku tak begitu mengkhawatirkan dampak inflasi dari bahan pangan. Harga beras medium, contohnya, melandai 0,33 persen ke kisaran Rp9.190 per kilogram (kg) di bulan Mei dibanding bulan sebelumnya. Sementara harga beras premium turun tipis 0,01 persen ke kisaran Rp9.524 per kg.
Hanya saja, ia masih mewaspadai dampak inflasi dari telur ayam yang harganya sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 10 Juni 2018, rata-rata harga telur ayam secara nasional tercatat Rp25.150 per kg. Angka ini sudah meningkat 10,07 persen dari posisi tiga bulan lalu yakni Rp22.850 per kg.
"Harga pangan seperti beras masig baik, tapi dari bahan pangan yang sedikit mungkin akan naik yakni telur ayam," imbuh dia.
Sebelumnya, hasil survei Bank Indonesia (BI) sampai minggu pertama untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2018 mencatat inflasi sebesar 0,22 persen secara bulanan. Sementara itu inflasi secara tahun berjalan sebesar 1,53 persen dan secara tahunan mencapai 2,75 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi terjadi karena sumbangan kenaikan harga angkutan transportasi, khususnya angkutan udara dan antar pulau. "Hal ini karena banyak yang sudah pesan tiket mudik dan akan mudik, sehingga inflasi," ujar Perry akhir pekan lalu.
Kendati inflasi meningkat dari harga transportasi, namun Perry bilang, pengaruhnya tidak terlalu besar. Sebab, ia memperkirakan, sumbangan dari harga transportasi ini hanya sekitar 0,08 persen ke inflasi.
Di sisi lain, ia juga tidak khawatir dengan inflasi yang meningkat tipis dari realisasi inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen secara bulanan. Sebab, secara tahunan, inflasi menurun cukup menjadi 2,75 persen dari sebelumnya 3,23 pada bulan lalu. (CNN)