Mudik di Tengah Pandemi, Rapid Test Antigen Laris Ratusan Miliar Rupiah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Imbauan pemerintah agar masyarakat tidak mudik Natal dan liburan akhir tahun untuk menekan penyebaran virus corona ternyata tak mempan. Dilaporkan jutaan orang tetap beraktivitas.
Misalnya saja penumpang pesawat di seluruh Bandara di Indonesia tercatat mencapai 1,3 juta orang selama mudik Natal dan Tahun Baru 2021. Belum lagi yang menggunakan transportasi darat.
Syarat jika mereka yang ke luar kota harus memiliki keterangan bebas Covid-19 hasil dari rapid test antigen dengan biaya antara Rp 10.5000 hingga Rp 200.000, tak menyurutkan masyarakat.
kumparan mencoba menghitung jumlah pengeluaran masyarakat yang mudik atau berlibur baik melalui jalur udara maupun darat untuk melakukan rapid test antigen.
Hitungan berdasarkan rata-rata data jumlah penumpang pesawat dan kereta api, serta dan rata-rata kendaraan yang melintasi jalur tol. Dari simulasi hitungan tersebut, diketahui setidaknya Rp 442,2 miliar uang yang dikeluarkan masyarakat untuk melakukan tes. Berikut rinciannya:
Penumpang Pesawat
Sejak membuka angkutan periode Natal dan Tahun Baru 2020/2021 pada 18 Desember 2020, sudah 1.396.607 orang yang mudik atau cuti liburan via bandara. Jumlah penumpang ini merupakan akumulasi seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II selama enam hari, mulai 18 hingga 23 Desember 2020.
Total jumlah penumpang dan penerbangan kali ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan periode Nataru tahun lalu. Meski begitu, jumlahnya akan terus naik hingga periode angkutan Nataru berakhir pada 6 Januari 2021.
Untuk rapid test antigen di bandara, otoritas terkait mematok harga Rp 200.000. Jika 1.396.607 juta penumpang tersebut berusia dewasa dan diwajibkan rapid test antigen, maka dana yang dikeluarkan untuk melakukan test keseluruhannya mencapai Rp 279,3 miliar.
Penumpang Kereta
Sementara untuk transportasi darat, PT Kereta Api Indonesia atau KAI mencatat total jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi tersebut mencapai 195.300 orang.
Untuk penumpang kereta, rapid test antigen yang dilakukan di stasiun harganya dipatok Rp 105.000. Jika dikalikan dengan seluruh jumlah penumpang, maka dana yang diperoleh dari test antigen mencapai Rp 20,5 miliar.
Kendaraan yang Melintasi Tol
Rapid Test Antigen juga diwajibkan bagi mereka yang mudik atau berlibur dengan menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan di kawasan Puncak, pemerintah daerah akan mendatangi seluruh hotel untuk memeriksa dokumen bebas Covid-19 para pelancong.
Ambil saja data kendaraan yang melintas ke luar Jakarta yang dirilis PT Jasa Marga (Persero), yakni sebanyak 356 ribu mobil dengan perkiraan 70.555 kendaraan yang menuju puncak dan Pelabuhan Ratu.
Jika setiap mobil diasumsikan terdapat 2 orang penumpang dengan tarif sebesar Rp 200 ribu sekali tes, maka senilai Rp 142,4 miliar merupakan hasil penjualan tes antigen selama periode liburan natal dan tahun baru.
Harga Rapid Test Antigen yang Dijual di Toko Online
Jika biaya Rapid Test Antigen di fasilitas kesehatan atau di bandara serta stasiun kereta api dipatok antara Rp 105.000 hingga Rp 200.000, berapa harga yang dijual di pasaran untuk tes mandiri?
Berdasarkan pencarian di toko online, harga yang dijual ternyata lebih rendah. Misalnya saja di Tokopedia, alat tes dengan merk Clungene Rapid Test dipatok Rp 90.000.
Sementara di Bukalapak, untuk merek yang sama satu box yang berisi 25 alat test antigen harganya dipatok Rp 2.248.500 atau per satu alatnya Rp 89.940.
Adapun di Blibli alat test antigen dengan merek Panbio Abbot satu box berisi 25 alat dibanderol Rp 3.300.000 atau per alatnya Rp 132.000.
Namun harga di toko online tersebut tentu belum memasukkan biaya petugas kesehatan dan alat pelindung diri yang mereka gunakan untuk melakukan tes. (Kumparan)