Omicron Masuk Arab Saudi, DPR RI Minta Umrah Ditunda
Font: Ukuran: - +
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily, meminta pemerintah mempertimbangkan penundaan umrah dari Indonesia ke Arab Saudi. [Foto: AFP/BANDAR AL-DANDANI]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, meminta pemerintah mempertimbangkan kemungkinan menunda kembali pemberangkatan calon jemaah umrah Indonesia ke Arab Saudi.
Permintaan ini disampaikan Ace menyikapi temuan kasus Covid-19 varian Omicron di Arab Saudi. Dikarenakan, Arab Saudi mengonfirmasi bahwa adanya kasus pertama varian Omicron yang berasal dari negara Afrika utara beberapa hari lalu.
Ace menyampaikan, tentu kami tetap meminta kepada Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan untuk mempertimbangkan kemunculan virus Covid-19 varian Omicron.
"Jika membahayakan bagi keselamatan jemaah, sebaiknya kita menunda kembali rencana penyelenggaraan umrah ini," imbuhnya.
Kemudian Dirinya menjelaskan, Kemenag bersama Kemenkes masih melakukan pembicaraan dengan pihak otoritas Arab Saudi soal penyelenggaraan umrah bagi warga negara Indonesia (WNI) hingga saat ini.
Menurut Ace, hal yang terpenting dalam pembicaraan itu ialah terkait protokol kesehatan, termasuk vaksinasi hingga perkembangan terbaru varian Omicron.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menyebut sedikitnya 18.752 jemaah umrah Indonesia siap diberangkatkan pada Desember mendatang. Mereka sebelumnya tertunda umrah karena pandemi Covid-19.
Yaqut menerangkan pemberangkatan 18 ribu jemaah umrah itu akan dilakoni setelah otoritas penerbangan Arab Saudi, General Authority of Civil Aviation (GACA) membuka pintu kedatangan bagi WNI.
"Jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya menjadi prioritas yang diberangkatkan pada tahap awal dibukanya penyelenggaraan umroh di bulan Desember nanti," kata Yaqut dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (30/11).
Menurutnya, jumlah tersebut merupakan sebagian dari total 59.757 jemaah umrah yang tertunda umrah karena situasi pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, sekitar 18 ribu di antaranya telah memegang visa sehingga siap diberangkatkan. (CNN Ind)