Penanganan Covid-19 Yang Buruk, Ramai Pejabat Minta Maaf
Font: Ukuran: - +
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menjadi salah satu pejabat pemerintah yang meminta maaf atas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. (Foto: Kemenkomarves)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejumlah pejabat pemerintahan meminta maaf terkait penanganan pandemi Covid-19. Deretan permintaan maaf itu disampaikan usai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Permintaan maaf pertama kali disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Ia meminta maaf atas pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali.
"Saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat jika dalam penanganan PPKM [Darurat] belum optimal" kata Luhut saat menghadiri Konferensi Pers Virtual Evaluasi Pelaksanaan PPKM Darurat secara daring pada Sabtu (17/7).
Setelah permintaan maaf itu, pemerintah melakukan evaluasi terhadap PPKM Darurat. Hasilnya, pembatasan diperpanjang hingga 25 Juli dengan tajuk PPKM Level 4.
Permohonan maaf juga diutarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia meminta maaf terkait peran Kementerian BUMN dalam penanganan pandemi.
"Kementerian BUMN dengan segala kerendahan hati memohon maaf ketika penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami tidak sempurna karena kesempurnaan milik Allah SWT," kata Erick saat Peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, Senin (19/7).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. [Foto: Ist]
Permintaan maaf pun dilakukan sejumlah kepala daerah. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf atas situasi sulit yang harus dialami warga di daerahnya selama pandemi Covid-19.
Ia berjanji Pemprov Jawa Barat akan menyalurkan bantuan kepada masyarakat di masa sulit. Ridwan Kamil menyebut bantuan berupa uang ataupun sembako telah mulai diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
"Beberapa minggu ke belakang ini bukan situasi yang mudah bagi kita semua. Saya memohon maaf atas situasi yang tidak nyaman ini dan memahami kesulitan yang dihadapi," kata Emil lewat akun twitter @ridwankamil, Senin (19/7).
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. [Foto: Ist]
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan permohonan maaf atas penanganan Covid-19 yang dilakukan di Jawa Timur. Ia memahami rakyat menerima dampak yang tidak ringan akibat pembatasan.
Ia mengajak masyarakat untuk terus mematuhi aturan PPKM Darurat. Khofifah menyampaikan pembatasan akan dibuka perlahan jika kasus mulai menurun.
"Atas nama Pemprov Jatim, saya meminta maaf jika penanganan Covid-19 di Jatim belum dapat memuaskan seluruh masyarakat," kata Khofifah via akun Instagram @khofifah.ip pada Selasa (20/7).
Hingga Selasa (20/7), Indonesia telah melaporkan sekitar 2,95 juta kasus Covid-19. Sebanyak 76.200 orang meninggal dunia karena Covid-19. Lebih dari 500 ribu orang masih menjalani perawatan ataupun isolasi karena positif Covid-19.
Pemerintah menerapkan PPKM Darurat pada 3-20 Juli. Sejumlah pembatasan diperketat. Namun, jumlah kasus dan angka kematian yang dilaporkan masih terus bertambah.
PPKM kembali diperpanjang hingga 25 Juli dengan tajuk PPKM Level 4. Presiden Joko Widodo berjanji membuka pembatasan secara perlahan jika kasus turun dalam lima hari ke depan. (CNN Ind)