Pidato Politik AHY, Timses Capres Saling Klaim Dukungan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi saling klaim bahwa pidato politik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (1/3) malam lalu merupakan bentuk dukungan bagi mereka.
Saat itu, tanpa menyebut nama capres yang dijagokan partainya, AHY menyampaikan harapan Partai Demokrat agar presiden terpilih nanti meneruskan program pro-rakyat era SBY.
"Khusus untuk membantu masyarakat miskin dan kurang mampu, presiden mendatang disarankan menjalankan kebijakan dan program khusus untuk melindungi dan meningkatkan kelayakan hidup kaum miskin. Dengan segala kerendahan hati, Partai Demokrat menyarankan program-program prorakyat era SBY dapat dilanjutkan dan ditingkatkan, apa pun namanya," kata AHY kala itu.
Pemilihan kata 'presiden mendatang' ditafsirkan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo- Maruf Amin sebagai bentuk keinginan AHY agar program SBY dilanjutkan Jokowi.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan pidato yang disampaikan AHY menyiratkan pesan bahwa Jokowi telah melanjutkan program yang ada.
Menurut Karding, Jokowi telah banyak memodifikasi kebijakan-kebijakan terdahulu, diantaranya Kartu Indonesia Pintar hingga bantuan pangan non tunai. Karding mengatakan hal ini menunjukkan Jokowi tidak hanya melanjutkan program, namun juga menyempurnakan program yang ada.
"Pak Jokowi telah menginovasi melakukan diversifikasi terhadap banyak kebijakan-kebijakan terdahulu dan kita lihat dari misalnya KIP, KIS dan bantuan pangan non-tunai itu bagian dari upaya Pak Jokowi semakin memperbaiki sistemnya. Sekaligus mengefektifkan seluruh bantuan-bantuan dan istilah jejaring pengaman sosialnya dan menurut saya ini sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik," kata Karding.
Sedangkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno melalui Juru Debatnya, Ahmad Riza Patria berkeyakinan pidato tersebut merupakan pesan untuk Prabowo.
Menurutnya, pidato politik AHY menjelaskan perbedaan periode kepemimpinan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo (Jokowi).
"Banyak sekali yang disampaikan Pak AHY, detail itu soal program-program, subsidi yang dicabut. Itu artinya yang dimaksud Pak AHY itu adalah ke depan kalau Pak Prabowo jadi presiden jangan seperti Pak Jokowi, gitu loh," ujar Riza.
"Jangan tebang pilih penegakan hukum, lapangan pekerjaan sulit, ekonomi tidak tumbuh, ekonomi tidak seperti yang diharapkan. Sudah jelas di situ bahwa Presiden RI yang dimaksud Pak AHY, Prabowo Subianto, bukan Pak Jokowi," tambah Riza.(fdn/fdn)