Presiden Tegaskan Tak ada Tempat Bagi intoleransi
Font: Ukuran: - +
Reporter : haris
Dialeksis.com, Jakarta -- Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia menutup ruang bagi oknum atau pihak yang tidak bisa hidup dalam kemajemukan masyarakat.
Hal itu disampaikan Jokowi merespons maraknya penyerangan terhadap pemuka agama dalam beberapa waktu terakhir."Tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita apalagi dengan kekerasan," ujar Jokowi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2), sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Jokowi menegaskan, konstitusi mengatur Indonesia menjamin kebebasan beragama bagi masyarakatnya mulai dari memilih, memeluk, serta menjalankan acara atau ibadah keagamaannya."Kalau dilihat, semua negara mengalami. Tapi kami tidak memberikan tempat kepada orang penyebar intoleransi," Jokowi menegaskan.
Ia menginstruksikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menindak tegas pelaku intoleransi bahkan yang menggunakan kekerasan.Belakangan, marak kasus intolerasi yang terjadi di Indonesia . Minggu Kemarin (11/2), penyerangan terjadi di Gereja Santa Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta. Pelaku membawa pedang dan melukai empat orang yang tengah beribadah. Polisi menembak pelaku karena terus menyerang jemaat dan petugas.Sebelumnya, penyerangan juga terjadi kepada pimpinan Pesantren Alhidayah KH Umar Basri di Cicalengka, Kabupaten Bandung pada 27 Januari lalu.
Aksi intoleransi juga terjadi terhadap pengurus Persis Ustaz Prawoto pada 1 Februari 2018, Dan, pada 7 Februari lalu seorang biksu dipersekusi di Kabupaten Tangerang. (cnn indonesia)