Program Reforma Agraria ATR/BPN dan World Bank Sukses Daftarkan 8,8 Juta Hektare Tanah
Font: Ukuran: - +
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional akan mengakhiri Program Percepatan Reforma Agraria (PPRA) yang dijalankan bersama World Bank pada Oktober 2024. [Foto: Humas Kementerian ATR/BPN]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan mengakhiri Program Percepatan Reforma Agraria (PPRA) yang telah dijalankan bersama World Bank sejak 2018, pada Oktober 2024 mendatang.
Program itu berhasil mencapai target dengan mendaftarkan 8,8 juta hektare (ha) bidang tanah, melebihi target yang telah ditetapkan.
"Program bersama World Bank ini lebih berat diakhiri daripada dimulai. Namun, jika kita bisa menyelesaikannya dengan baik, kita akan menyempurnakan satu siklus yang dimulai sejak 2018-2023, dengan perpanjangan pada tahun 2024," ujar Dirjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (SPPR), Virgo Eresta Jaya, dalam siaran resminya yang dikutip Kamis (22/8/2024).
Virgo menjelaskan bahwa sejauh ini Kementerian ATR/BPN telah mencatat prestasi luar biasa dalam program yang bekerjasama dengan Bank Dunia ini.
"Salah satu capaian signifikan adalah berhasilnya Kementerian ATR/BPN mendaftarkan 8,8 juta hektare bidang tanah, yang mana jumlah ini telah melampaui target awal yang ditetapkan," sebutnya.
Selain pendaftaran tanah, Kementerian ATR/BPN juga berhasil melakukan digitalisasi layanan pertanahan melalui peluncuran Sertifikat Tanah Elektronik dan Hak Tanggungan Elektronik. Inovasi lainnya termasuk revitalisasi gedung arsip di lebih dari 140 Kantor Pertanahan, serta penerbitan sertifikat tanah ulayat di beberapa daerah.
Capaian ini mendapatkan apresiasi dari World Bank, dengan diundangnya Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai pembicara di Konferensi Tanah Dunia yang berlangsung di Washington DC pada 13 Mei 2024. Menteri AHY diminta untuk berbagi pengalaman bagaimana Kementerian ATR/BPN berhasil mendaftarkan bidang tanah secara masif, yang diakui sebagai salah satu capaian terbaik di tingkat dunia.
"Kita sangat berterima kasih kepada World Bank atas bantuannya, serta kepada jajaran Kementerian ATR/BPN atas capaian yang telah diraih. Prestasi-prestasi ini sangat membanggakan, namun kita harus mengakhiri program ini dengan husnulkhatimah," ucap Virgo Eresta Jaya.
Land Tenure Consultant World Bank, Cecilia Juwita, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, juga menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan PPRA ini.
"Task Team Leader dari World Bank sangat bangga dengan PPRA karena ini merupakan salah satu proyek pertanahan terbaik di tingkat global dalam beberapa dekade terakhir, dengan pendaftaran yang sangat masif dalam waktu singkat. Kami sangat bangga bisa mendukung implementasi program ini," tutupnya. [*]