Pusat Biayai Pembuatan 50 Pesawat Di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pembuatan 50 unit pesawat N219 di Aceh akan di biayai oleh pemerintah pusat melalui mekanisme pembiayaan investasi non APBN, kata Gubernur Irwandi Yusuf Sabtu 10 Februari 2018.
Pesawat ini merupakan hasil pengembangan PT Dirgantara Indonesia yang bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Keunggulan pesawat yang berhasil uji terbang 16 Agustus 2017 lalu adalah Teknologi pesawat yang digunakan N219 tergolong merupakan common technology. Sehingga biaya produksinya relatif lebih murah dan biaya perawat bisa lebih rendah.
Mengunakan teknologi avionik, teknologi yang digunakan adalah Garmin G-1000 dengan Flight Management System yang telah terpasang Global Positioning System (GPS), sistem autopilot dan Terrain Awareness and Warning System.
Berkat teknologi-teknologi tersebut, N-219 sangat cocok untuk kebutuhan di wilayah-wilayah perintis yang hanya memiliki landasan pacu pendek. N219 memiliki desain kabin yang luas sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti kargo, evakuasi medis, angkut pasukan bahkan untuk penumpang sebanyak 19 orang dewasa.
Purwarupa pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum hingga 210 knot dengan kecepatan terendahnya mencapai 59 knot. Berkat kemampuan ini, pesawat bisa terbang dengan kecepatan cukup rendah namun tetap bisa dikendalikan.
Memiliki Landing gear atau ban pendaratan yang dimiliki oleh N219 bersifat fixed atau tidak dapat dilipat masuk ke dalam tubuh pesawat.
Pesawat N219 dilengkapi dengan teknologi Multihop Capability Fuel Tank yang mampu mengatur kebutuhan bahan bakar sehingga pesawat dapat melakukan penerbangan ke beberapa rute tanpa perlu mengisi bahan bakar.
Pesawat yang oleh Presiden Jokowi di beri nama Nurtanio adalah kado ulang tahun Kemerdekaan Indonesia ke-72. Pemberian Nama Pesawat N219 berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Nurtanio adalah Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo adalah patriot bangsa perintis pembuatan pesawat terbang di Tanah Air sejak 1946.
Gubernur Irwandi Yusuf menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh akan bersama dengan PT Dirgantara Indonesia akan memproduksi N219 di Aceh dengan pendanaan pemerintah pusat. "
Fasilitas PT DI yang letaknya di Bandung secara teknikal tidak mampu lagi digunakan untuk produksi masif pesawat N219." kata Irwandi Yusuf.
Saat ini kata Irwandi, PT Dirgantara Indonesia hanya mampu memproduksi 4 pesawat dalam setahun. "Sebab itu Pemerintah Aceh menawarkan kawasan Blang Bintang sebagai tempat final assembly dan testing pesawat karena tanah masih luas dan harganya relatif masih murah." sebut Irwandi Yusuf.
Selain itu katanya landasan pesawat Bandara Husen Sastranegara di Bandung panjangnya cuma 2400 meter, kondisi itu tentu tidak cukup panjang untuk proses test pesawat. sementara dengan panjang landasan 3000 meter Bandara SIM sebut Irwandi sangat cocok digunakan untuk kegiatan kedirgantaraan, disamping masih mudahnya untuk melakukan pengembangan yakni industri.
Dampak baik bagi Aceh sebut Irwandi akan terserapnya tenaga kerja sebanyak 3.000 bila fasilitas pabrik dan infrastrukturnya dibangun di Aceh.
PT Dirgantara Indonesia Periode 1976-2015 telah membuat pesawat, 3 unit AS365, 1 unit AS350, 21 unit NAS332, 63 unit BELL412/SP/HP/EP 11 Unit NSA330, 122 unit BO105, 9 unit CN295. 62 unit CN235 dan 103 unit NC212.
Sementara Negara-negara pengguna pesawat buatan Indonesia PT Dirgantara Indonesia diantaranya adalah Indonesia Jenis CN235, 15 unit angkutan sipil, 14 unit untuk angkutan Militar, jenis NC212 95 Unit untuk angkutan sipil dan angkutan Militer, selanjutnya Korea Selatan mengunakan CN235 sebanyak 7 unit untuk angkuatan militer, 1 unit VVIP dan 4 Unit MSA.
Negara Malaysia mengunakan jenis Pesawat CN235 sebanyak 6 unit untuk kebutuhan angkutan militernya dan 2 unit untuk angkutan VVIP. Uni Emirat Arab telah mengunakan CN235 sebanyak 6 unit untuk kebutuhan angkutan militernya, 1 unit untuk angkutan VIP, negara lain yakni Turki yang mengunakan CN235 sebanyak 6 unit untuk MPA/ASW, tiga unit MSA.
Sementara Pakistan juga mengunakan CN235 untuk kebutuhan militernya sebanyak 3 unit, dan satu unit untuk fasilitas VIP, negara berikutnya adalah BURKINA FASO yang mengunakan CN235 untuk kebutuhan Transportasi militer sebanyak 2 unit.
Thailand juga mengunakan CN235 untuk kebutuhan transportasi sipil sebanyak 2 unit, negara para gajah itu juga mengunakan NC212 produksi PT Dirgantara Indonesia sebanyak 5 Units, sementara negara Senegal mengunakan CN235 untuk transportasi Cargo, negara Guam mengunakan 2 unit NC212, pengunakan NC212 juga dipakai oleh Philippines sebanyak 2 Units.
Venezuela, negara belahan amerika utara mengunakan 1 unit CN235 untuk mengangkut sipil, dan negara Tetangga kita yakni Brunei Darussalam mengunakan 1 unit CN235 untuk angkutan VVIP. (j)