Rupiah Belum Berhenti Melemah, Menkeu Janji Cermati Perkembangan Dolar AS
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen nampaknya belum mampu menahan pelemahan laju nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Hal tersebut dibuktikan dengan pelemahan Rupiah yang sempat menyentuh Rp 14.148 per USD hari ini.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan yang terjadi dengan mata uang Dolar AS terutama yang memang akan terus mengalami pergerakan dalam konteks normalisasi kebijakan di Amerika.
"Pemerintah Indonesia dalam hal ini akan terus menjaga fondasi ekonomi Indonesia, baik dari sisi APBN yang kemarin sudah saya sampaikan, hasil dan kinerja sampai Mei menunjukkan APBN yang baik," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/5).
"Dari sisi pendapatan, perpajakan dan PNBP meningkat sangat signifikan dan belanja negara yang tetap terjaga dan defisit yang terus kami jaga sesuai UU APBN. Dalam artian itu, maka kami bisa memberikan kepastian," tambahnya.
Menteri Sri Mulyani menjelaskan, di sisi lain Bank Indonesia memiliki bauran kebijakan yang akan disiapkan untuk menjaga stabilitas. Melalui perpaduan kerjasama tersebut, maka ekonomi dan pembangunan yang sedang dikerjakan tetap berjalan dengan baik.
"Jadi, kami akan sama-sama menjaga perekonomian Indonesia karena ketidakpastian yang berasal dari policy yang berasal dari Amerika, baik policy ekonomi maupun policy di bidang geopolitik, pasti akan memengaruhi mulai dari harga minyak, suku bunga global, maupun mata uang," jelasnya.
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Jumat (18/5). Mengutip data Bloomberg, Rupiah tercatat sempat menyentuh angka Rp 14.148 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah melanjutkan pelemahan usai pembukaan, kemudian menguat kembali di level 14.125 per USD. Namun, Rupiah kembali melemah dan saat ini berada di level Rp 14.148 per USD.
Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar Dolar AS (USD) masih akan menekan mata uang negara lain. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi global 2018 akan semakin baik, meskipun saat ini sedang berlangsung proses penyesuaian likuiditas global. (Merdeka)