Rupiah Masih Sulit Menguat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.925 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi ini, Rabu (5/9). Posisi ini menguat tipis dari sore kemarin di Rp14.935 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama renmimbi China 0,21 persen, peso Filipina 0,13 persen, baht Thailand 0,1 persen, dan dolar Singapura 0,07 persen. Namun, yen Jepang masih melemah 0,19 persen, ringgit Malaysia minus 0,16 persen, dan won Korea Selatan minus 0,14 persen.
Berbeda, pergerakan mata uang utama negara maju justru sudah kembali menguat dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,51 persen, euro Eropa 0,15 persen, dolar Kaanda 0,14 persen, franc Swiss 0,1 persen, poundsterling Inggris 0,1 persen dan rubel Rusia 0,07 persen.
Kendati menguat tipis, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan pergerakan mata uang garuda akan berakhir melemah pada hari ini. Pasalnya, sampai Rabu ini rupiah masih minim topangan baik dari dalam maupun luar negeri.
"Potensi rupiah sampai ke Rp15.000 per dolar AS sangat terbuka, karena sekarang saja sudah bergerak melewati Rp14.900 per dolar AS," ucapnya, Rabu (5/9).
Ibrahim mengatakan bila rupiah terlanjur menyentuh level Rp15.000, maka upaya stabilisasi rupiah akan lebih sulit. Untuk itu, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu lebih keras mengupayakan agar rupiah dapat segera menguat.
Untuk BI, Ibrahim mengatakan perlu kembali menggelontorkan cadangan devisa (cadev) dalam jumlah yang lebih besar. Bersamaan dengan itu, bank sentral nasional tersebut juga perlu kembali mengerek bunga acuan.
Sementara itu untuk pemerintah, Ibrahim mengatakan perlu membentuk tim khusus penanganan rupiah. "Termasuk menangkal dampak Turki dan Argentina agar rupiah tetap kuat," katanya. (CNN)