kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Sekjen PDIP Klarifikasi Ucapan Mega Soal ‘Milenial Jangan Dimanja’

Sekjen PDIP Klarifikasi Ucapan Mega Soal ‘Milenial Jangan Dimanja’

Sabtu, 31 Oktober 2020 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

[Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membela pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal ‘milenial jangan dimanja’. Menurut Hasto, ini adalah pesan baik kepada generasi muda untuk terus menempa diri agar menjadi anak bangsa terbaik.

“Ketika Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan agar generasi milenial tidak dimanjakan, hal tersebut mengandung semangat dari sosok seorang Ibu Pejuang, yang terus memikirkan masa depan Indonesia,” ujar Hasto, melalui keterangan tertulis kepada RMco.id, Sabtu (31/10).

Menurut Hasto, pesan Mega itu harus dilihat secara kekinian. Di antaranya, bagaimana cara para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya.

Nah, dengan peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh 28 Oktober lalu, dapat ditarik inti sari, para pemuda-pemudi Indonesia saat ini, dalam seluruh alam pikir dan alam rasanya, sudah memikirkan perbuatan terbaik bagi masa depan bangsanya. “Jadi, melihatnya adalah persepktif sekarang. Jika saat ini kita memiliki kaum muda yang hebat-hebat, maka kita akan lebih optimis menatap masa depan,” katanya.

Hasto pun memberikan kata kunci kemajuan untuk generasi muda. Yaitu, kunci kemajuan bangsa saat ini adalah pendidikan dan kebudayaan. “Semua dijalankan dengan penuh semangat, dengan energi juang yang menyala-nyala,” katanya.

Sebelumnya, Megawati memberikan pernyataan kontroversial ihwal milenial. Ketum PDIP itu menyebut Presiden Jokowi terlalu memanjakan kelompok milenial. "Saya bilang sama Presiden, jangan dimanja generasi milenial. Saya mau tanya apa sumbangsihnya generasi minelial yang sudah tahu teknologi?" ujar Megawati dalam sambutannya saat peresmian kantor DPD-DPC PDIP secara virtual, Rabu (28/10).

Megawati pun menyinggung, kelompok milenial kekinian hanya bisa berdemonstrasi dan merusak fasilitas umum. "Apa sumbangsih kalian kepada bangsa hanya demo saja? Ngerusak apakah ada di dalam aturan berdemo? Adakah aturannya bahwa (demo) untuk merusak? Enggak ada," kritik Megawati. [rmco.id] 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda