kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / SIFC 2018 Event Internasional Lanjutan Untuk Gaet Wisatawan

SIFC 2018 Event Internasional Lanjutan Untuk Gaet Wisatawan

Minggu, 04 November 2018 21:34 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Sabang - International Freediving Competition (SIFC) 2018 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkenalkan Aceh secara luas ke mancanegara, khususnya wilayah Sabang. Sebagai lokasi perhelatan freediving internasional, Sabang juga dinilai sangat mendukung kegiatan-kegiatan bertaraf internasional.  

SIFC 2018 bukanlah event internasional pertama kali yang digelar di Pulau Weh tersebut. Sebelumnya, Sabang juga pernah menjadi tuan rumah event Sail 2017 yang juga disemarakkan dengan kehadiran kapal pesiar dan parade yacht.

"Sabang sangat mendukung kegiatan internasional," ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sabang, Amiruddin saat memberikan sambutan di open ceremony SIFC 2018 yang berlangsung di Hotel Mata Ie Resort, Sabang, Jumat (2/11/2018).

Dia mengatakan SIFC 2018 merupakan lanjutan Sail Sabang 2017 yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegera ke Aceh. Kegiatan ini diikuti 40 peserta dari 23 negara dan dipusatkan di pelabuhan Balohan Sabang sejak 3-8 November 2018.

Amiruddin mengatakan Sabang tidak hanya dikenal luas sebagai destinasi wisata bahari, khususnya kegiatan wisata kapal pesiar (cruise) dan kapal layar (yacht), tapi juga memilik spot terbaik untuk atraksi wisata freediving. Dia optimis jika Sabang akan menjadi spot terbaik dunia untuk kegiatan freediving.

Ada beberapa faktor pendukung yang membuat Sabang mampu menjadi spot terbaik freediving. Pertama, Sabang memiliki Teluk Balohan yang kedalamannya mencapai 143 meter.

"Sangat layak untuk kegiatan pelatihan freediving," ungkap Amiruddin.

Teluk Balohan tidak hanya memiliki kedalaman yang bagus untuk aktivitas freediving, tetapi perairannya juga tenang, dan aman dari tekanan arus kuat (blue holes). Faktor menentukan lainnya adalah sikap warga Sabang yang menyambut dengan ramah wisatawan.

Faktor penunjang lainnya adalah atlet freedive tersebut dikenal sehat. Mereka juga tidak identik dengan minuman keras serta narkoba. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi Sabang sehingga menjadi daya tarik utama bagi peserta untuk berkonsentrasi pada pelatihan freediving.

Selain itu, Sabang juga memiliki sejumlah spot menarik lain yang menjadi sasaran para pecinta diving mancanegara. Adapun spot yang dimaksud adalah Batee Gla, The Canyon, Batee Tokong, Pante Peunatong, Seulako Drift, Arus Balee, Taman Rubiah, Batee Meuronron, Wreck Sophie Rickmers, Batee Dua Gapang, Limbo Gapang, Vulcano Under Water, Lhong Angen, Batee Meuduro, Anoi Itam, Bak Kopra dan Wreck Tug Boat.

23 Negara Ikut Serta 

Sabang International Freediving Competition (SIFC) 2018 mendapat animo tinggi dari para atlet diving mancanegara. Hal inilah yang membuat panitia terpaksa membatasi jumlah peserta untuk memaksimalkan event tersebut. Ada 40 peserta yang terdaftar dalam event SIFC 2018 ini. Mereka berasal dari 23 negara, yaitu Austria, Cina, Jerman, Indonesia, Macau, Malaysia, Brunai Darussalam, Jepang, Hongkong, Hongaria, Korsel, Belanda, dan Filipina.

Selain itu, adapula yang berasal dari Singapura, Swiss, Thailand, Rusia, Afrika Selatan, Taiwan, Ukraina, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat.

Para peserta akan mengikuti 3 jenis perlombaan di event ini. Ketiga jenis tersebut adalah Constant Weight yang diselenggarakan 3-4 November, Free Immersion 5-6 November, dan Constant Weight No Fins pada 7-8 November. Mereka juga akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp100 juta atau sekitar $13,333 dengan kurs $1 setara Rp15 ribu.

Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar RI, Ratna Suranti dalam kesempatan yang sama turut mengajak semua peserta freediving untuk turut mempromosikan Sabang ke mancanegara, baik melalui media sosial, kepada keluarga, dan teman dekat para atlet.

"Please explore Sabang in media social," kata Ratna.

Ratna mengatakan freediving merupakan olahraga yang dilakukan di bawah laut. Hal ini turut membatasi publik menyaksikan secara langsung aktivitas para atlet saat kompetisi berlangsung. Namun, Ratna meyakinkan warga tetap dapat menikmati perhelatan internasional ini.

"Kami membawa film di sini, akan sulit melihat aksi freediving ini. Tolong diberitahukan kepada publik terkait kegiatan ini, tentang keindahan bawah laut Sabang," kata Ratna lagi.

Ratna mengharapkan Balohan menjadi spot tetap freediving di masa mendatang untuk mencari bibit-bibit unggul atlet fredive dari Indonesia. Dia mengatakan kompetisi ini adalah awal untuk mewujudkan misi tersebut.

Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus sepakat menjadikan Balohan sebagai spot diving permanen di Indonesia. Selain itu, Suradji juga sepakat jika Balohan dijadikan tempat untuk para atlet freedive Indonesia mengambil sertifikat atau lisensi. Ini termasuk menjadikan SIFC sebagai event tahunan di Sabang. Namun, dia mengatakan Pemerintah Kota Sabang memerlukan kerjasama dengan semua pihak baik level kementerian, pemerintah daerah dan juga BPKS.

"Dengan adanya freediving akan berdampak positif bagi pariwisata Aceh, terutama Sabang. Ini merupakan modal kita untuk membangun ekonomi daerah. Kalau bisa kita berharap setiap bulan ada event skala internasional di Sabang," kata Suradji. (la)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda