DIALEKSIS.COM | Bali - Pembahasan penting dalam rangkaian kegiatan annual meeting IMF WB adalah Building a better IMF Strengt hening the IMF's Legitimacy and Ctedibiliy.

Kepala BI Banda Aceh Arifin Lubis mengatakan pembahasan itu dibahas menyeluruh bersama pembicara Jo Marie Griesberger (Civil Society Forum), Charles Collyns (IEO), Miriam Brett (Reinventing Bretton Wood), Masood Ahmed.

Catatan keduanya adalah Tata kelola (governance) lembaga IMF dievaluasi oleh IEO (Independent Evaluation Office) lembaga independen yang dibentuk tahun 2001.

Selain itu hasil evaluasi secara umun  tata kelola IMF sudah  lebih baik dibanding sebelumnya, terutama  efektivitas dan efisiensi organisasi. Namun, masih lemah dalam hal akuntabilitas.

Begitu juga terkait representasi negara negara yang menjadi anggota IMF sudah  lebih baik dibanding sebelumnya, namun keterwakilan dari low income dan emerging countries masih belum terwakili dengan baik.

Banyak negara yang enggan untuk meminta bantuan IMF pada saat mengalami kesulitan atau krisis karena dikhawatirkan malah dapat menimbulkan kesan negatif yang dapat memperburuk situasi.

Issue penting yang juga dibahas dalam sesi ini adalah mengenai reformasi quota negara anggota IMF.

Pembahasan isu perbaikan akuntabilitas dan representasi anggota yang masih perlu perbaikan agar IMF lebih mencerminkan lembaga multilateral yang berimbang bagi semua anggotanya.