Terduga Teroris Siapkan 100 Bom Botol di Jakarta
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa sejumlah terduga teroris yang ditangkap di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya telah menyiapkan sekitar 100 bom yang dapat diledakkan. Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, polisi sudah menangkap enam terduga teroris.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahan peledak dan bom tersebut merupakan hasil penggeledahan di kediaman tersangka ZA dan HH.
"Kalau ditotalkan semua itu hampir 100 lebih bom yang akan disiapkan," kata Yusri kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/3).
Ada lima bom botol aktif yang berisikan bahan Triacetone triperoxide (TATP) yang merupakan senyawa kimia pembuatan bom berdaya ledak tinggi dengan berat mencapai 1,5 kilogram.
Kemudian, di rumah tersangka HH polisi turut mengamankan 2 kg lebih TATP yang sudah diledakkan oleh aparat kepolisian di sekitar lokasi. Bom-bom itu nantinya akan dicampur dengan bahan kimia lain.
"ZA ini yang membuat, merakit bom. Bomnya bom botol namanya," kata Yusri.
Yusri tidak merinci lebih lanjut rencana atau lokasi peledakan yang dipersiapkan oleh para terduga teroris. Dia hanya mengatakan saat ini penyidik dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih melakukan pendalaman.
Termasuk identitas para terduga teroris yang diduga kuat berkaitan dengan ormas terlarang di Indonesia, Front Pembela Islam. Dalam barang bukti yang diperlihatkan polisi, memang ditemukan atribut-atribut dan kartu tanda anggota (KTA) FPI.
"Tim masih dalami apa korelasinya keempat tersangka ini yang katanya eks ormas terlarang dengan dia sebagai anggota teroris. Ini masih kami dalami," ucapnya.
Tangkap 94 Tersangka Teroris
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan Densus 88 sudah menangkap 94 tersangka teroris sejak awal 2021.
"Bukti bahwa keseriusan kami melakukan sampai periode selama tahun 2021 sejak Januari sampai Maret ini Densus 88 telah menangkap sebagai 94 tersangka teroris," kata Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/3).
Meski polisi memiliki peran penting, masyarakat juga mesti turut aktif dalam aspek pencegahan. Ramahan mengatakan masyarakat perlu turut terlibat mewaspadai penyebaran paham radikal dan aktivitas kelompok teroris.
Termasuk pengajian di Villa Mutiara yang diikuti pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar.
"Masyarakat ketika melihat perkumpulan yang asing bisa melaporkan kepada aparat kepolisian. Seperti villa mutiara itu, di sebuah perumahan yang dilakukan pertemuan-pertemuan yang semuanya orang dari luar," ucap Ramadhan.
"Artinya bukan dari kompleks tersebut. Paling tidak aparat setempat, RT atau RW bisa melaporkan keberadaan orang-orang tersebut," tambahnya.
Polisi menggencarkan operasi penangkapan terduga teroris usai bom bunuh diri meledak pada 28 Maret 2021 lalu di Gereja Katedral Makassar.
Dalam dua hari sejak insiden terjadi, sudah ada 18 terduga teroris yang ditangkap. Mereka berasal dari Makassar (7), Nusa Tenggara Barat (5), dan Jabodetabek (6).[CNN Indonesia]