DIALEKSIS.COM | Jakarta - Langkah transformasi digital yang dijalankan Direktorat Jenderal Imigrasi membuahkan hasil membanggakan. Layanan Imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) berhasil masuk dalam 10 besar Layanan Imigrasi Bandara Terbaik di Dunia 2025 versi lembaga independen Skytrax yang berbasis di London.
Pencapaian ini bukan semata-mata hasil dari pelayanan konvensional, melainkan buah dari modernisasi sistem keimigrasian, termasuk penggunaan autogate canggih dan integrasi data internasional. Autogate tersebut memungkinkan proses pemeriksaan imigrasi yang cepat, hanya dalam 10 hingga 15 detik, bahkan untuk warga negara asing dan anak-anak berusia enam tahun ke atas.
“Autogate di bandara internasional Indonesia juga sudah melayani WNA dan bahkan dapat dilalui anak yang berusia enam tahun ke atas. Hal ini dimungkinkan dengan adanya elektronik visa (eVisa) Indonesia, dan teknologi face recognition yang semakin canggih,” ujar Plt. Yuldi Yusman dalam keterangan resminya yang dilansir pada Minggu (27/4/2025).
Skytrax menilai berbagai aspek layanan dalam penghargaan ini, mulai dari efisiensi waktu tunggu, sistem antrean, kesopanan staf imigrasi, hingga performa teknologi e-gate dan sistem kontrol perbatasan. Dari semua indikator tersebut, Soekarno-Hatta mampu bersaing dengan bandara-bandara internasional lainnya.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menegaskan bahwa capaian ini menjadi tonggak sejarah bagi Imigrasi Indonesia. Ia menyampaikan apresiasinya kepada seluruh petugas yang telah bekerja dengan penuh dedikasi, bahkan di hari-hari libur.
“Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras yang dicurahkan petugas pemeriksaan keimigrasian Bandara Soetta. Banyak tantangan yang telah dilalui oleh jajaran di TPI Soetta dalam bertugas. Alhamdulillah, semua itu membuahkan hasil, membawa kebanggaan bagi Indonesia,” ujar Agus.
Selain teknologi autogate, Ditjen Imigrasi juga mengintegrasikan sistem tersebut dengan border control management (BCM) dan database Interpol, sebagai bagian dari upaya memperkuat keamanan nasional tanpa mengurangi kenyamanan pelancong.
Rekayasa arus penumpang juga dilakukan secara berkala, terutama pada musim liburan atau hari besar keagamaan, guna menghindari penumpukan di area imigrasi. Menurut data, sepanjang tahun 2024, Imigrasi Soekarno-Hatta telah melayani lebih dari 17 juta perlintasan, dan hampir 5 juta perlintasan di periode Januari-April 2025.
Menteri Agus berharap capaian ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh jajaran Imigrasi di Indonesia. “Kami akan terus berinovasi, memperkenalkan sistem, serta menjaga profesionalisme petugas demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan wisatawan internasional,” tutupnya.[in]