Jum`at, 06 Juni 2025
Beranda / Berita / Nasional / Ujian CBT MQK Nasional Digelar 17-19 Juni 2025

Ujian CBT MQK Nasional Digelar 17-19 Juni 2025

Senin, 02 Juni 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dirjen Pendidikan Islam Suyitno menyampaikan MQK bukan sekadar ajang lomba, tetapi wahana strategis untuk mengarusutamakan literasi turats (kitab kuning) sebagai bagian penting dari pendidikan pesantren. [Foto: Humas Kemenag]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama telah menetapkan peserta Ujian Berbasis Komputer (CBT) untuk penjaringan calon peserta Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional VIII tahun 2025.

Penetapan ini tertuang dalam surat edaran Ditjen Pendidikan Islam. Ujian Berbasis Komputer ini akan digelar secara daring pada 17-19 Juni 2025.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, menegaskan bahwa MQK bukan sekadar ajang lomba, tetapi wahana strategis untuk mengarusutamakan literasi turats (kitab kuning) sebagai bagian penting dari pendidikan pesantren.

“Musabaqah ini merupakan bentuk pengakuan negara terhadap kekayaan intelektual pesantren. Lebih dari itu, ini adalah panggung kebudayaan ilmiah warisan para ulama,” ujar Suyitno dilansir pada Senin (2/6/2025).

Ia juga menekankan bahwa penggunaan sistem CBT merupakan bentuk komitmen Kemenag dalam mendorong transformasi kelembagaan pesantren agar adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Pesantren harus menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penjaga tradisi, tapi juga pelaku aktif dalam modernisasi pendidikan. CBT adalah bukti bahwa pesantren mampu bersaing secara jujur, transparan, dan profesional,” tegasnya.

Suyitno berharap para peserta tidak hanya siap secara keilmuan, tetapi juga menjunjung tinggi integritas selama proses seleksi.

Plh Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam, Yusi Damayanti, menambahkan bahwa pelaksanaan CBT MQK tahun ini dilakukan secara serentak dan terintegrasi secara nasional.

“Semua peserta mengikuti ujian daring di lembaga masing-masing, dengan pengawasan internal serta monitoring dari sistem pusat. Transparansi dan integritas menjadi prinsip utama,” kata Yusi.

Ujian ini akan mencakup seluruh provinsi dengan serangkaian tahapan, mulai dari simulasi, pelaksanaan, hingga penetapan sepuluh besar terbaik per mata lomba. Lebih lanjut, 10 peserta terbaik hasil CBT, baik putra maupun putri pada tiap mata lomba per provinsi, akan diseleksi ulang oleh provinsi masing-masing, atau dipilih langsung oleh provinsi untuk mewakili kafilahnya berdasarkan kewenangan yang diberikan pusat dengan transparan, akuntabel dan profesional.

Yusi juga menekankan pentingnya kesiapan teknis dan nonteknis. “Keberhasilan pelaksanaan CBT sangat bergantung pada kesiapan lembaga, komitmen peserta, serta koordinasi teknis yang solid. Kami juga berharap pesantren mempersiapkan santri secara mental dan etika, karena kejujuran adalah ruh utama dari proses ini,” tutupnya. [m]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI