Usai Olah TKP, Polisi Temukan Fakta-fakta Baru Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres
Font: Ukuran: - +
Rumah korban tewas yang terdiri empat orang merupakan sanak saudara, dipasang garis polisi di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). [Foto: Antara]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pihak kepolisian kembali menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11/2022).
Empat orang yang tewas itu meliputi bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).
Pada Rabu petang lalu, penyidik gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat yang turun langsung melakukan olah TKP lanjutan.
Turut serta dalam olah TKP itu beberapa ahli seperti dokter forensik, INAFIS, dan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri.
Berikut sejumlah fakta-fakta baru dalam penemuan satu keluarga di Kalideres usai olah TKP lanjutan pada Rabu lalu:
Tumpukan Sampah di dalam Rumah
Pihak kepolisian menyebut telah menemukan sampah dalam jumlah yang cukup banyak di bagian belakang rumah.
"Sebagai contoh dalam TKP, sore hari ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam," ujar Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di lokasi, Rabu petang.
Hengki menyebut, temuan ini diasumsikan bisa menggambarkan hubungannya dengan tetangga sekitar, apakah keluarga yang tertutup dan lain sebagainya.
Klaim Telah Kantongi Motif dan Sebut Kasus Rumit
Polda Metro mengklaim telah mengantongi motif sekaligus mematahkan dugaan-dugaan motif yang sebelumnya telah beredar.
"Dan ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif," ujar Hengki di lokasi.
Kendati begitu, Hengki masih belum mau membeberkan soal motif dari kasus ini.
"Ya nanti kesimpulan terakhir ya, kita enggak boleh sampaikan sekarang," kata dia.
Selain itu, Hengki juga menyebut kasus ini merupakan kasus yang rumit. Sehingga membutuhkan kehati-hatian dalam penyelidikannya.
"Jadi gini rekan-rekan, ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian," ujar Hengki.
Belatung Pengukur Waktu Kematian Korban
Hengki juga menyampaikan, dalam gelar olah TKP kali ini telah menemukan belatung yang menurutnya, bisa membuat terang ihwal waktu kematian para korban.
"Karena kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal. Nah, ini tim ahli," kata Hengki
Tetapi, ia enggan untuk membeberkan temuan belatung itu terdapat di seluruh korban atau hanya salah satu.
Selain itu, pihak kepolisian juga turut membuka kans untuk melibatkan ahli serangga atau entomologi dalam membongkar kasus ini.
Libatkan Psikologi Forensik
Pihak kepolisian juga turut melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) dalam penyelidikannya.
Pelibatan Apsifor ini guna mempelajari secara komprehensif aspek kejiwaan keempat jasad tersebut.
"Kita juga melibatkan Apsifor. Psikologi forensik yang akan mempelajari secara komprehensif terhadap empat jenazah ini," ujar Hengki.
"Segala aspek dalam empat jenazah ini akan diteliti. Semua, segala aspek kita akan teliti, kejiwaan dan sebagainya kita akan teliti," imbuhnya.(CNN Indonesia)
- Lapor Pemasok Bahan Obat Sirop ke Polisi, PT Yarindo Farmatama Ungkap Jadi Korban Penipuan
- Temukan Kejanggalan, Polisi Telusuri Aliran Dana Mobil Milik Keluarga yang Tewas di Kalideres
- Sempat Ditahan, Mahasiswa Tolak KTT G20 Akhirnya Dipulangkan
- 10 Ton Getah Pinus Tujuan Medan Ditangkap di Pos RPH Juli Km13, Proses Hukum Diserahkan ke Polres Bireuen