Varian Omicron Siluman Lebih Berbahaya, Ini Penjelasan kemenkes
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi Omicron siluman. [Foto:freepik]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kasus infeksi Covid-19 varian Omicron siluman sudah terdeteksi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sejauh ini sudah ada 330 kasus Omicron siluman di Indonesia siluman.
Omicron siluman adalah sebutan bagi subvarian Omicron BA.2. yang berasal dari garis keturunan varian Omicron. Untuk diketahui Omicron terdiri dari beberapa subvarian. Subvarian yang paling umum adalah BA.1, BA.1.1, dan BA.2.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menuturkan, subvarian Omicron BA.2 atau Omicron siluman memiliki kemampuan menular lebih cepat daripada varian Omicron yang sekarang.
Oleh sebab itu, deteksi dini apabila muncul gejala Covid-19 dengan tes PCR maupun rapid test antigen dinilai efektif untuk mencegah terjadinya cluster penularan yang lebih luas.
Selain memiliki kemampuan menular lebih cepat, varian Omicron siluman juga mempunyai kemampuan mengelabui sistem kekebalan yang lebih baik dibandingkan subvarian BA.1.
Akibatnya, orang yang terpapar corona varian Omicron siluman ini akan lebih mudah sakit, dan virus tersebut juga berisiko menyebabkan penyakit parah pada pasien.
"Subvarian BA.2 meningkatkan kemampuan untuk membuat orang yang sudah sembuh menjadi sakit lagi, reinfeksi lebih tinggi pada orang yang terinfeksi dengan BA.2. Tapi kalau kita lihat dari sisi diagnostik dia (Omicron siluman) tidak bisa dideteksi dengan SGTF," terang Nadia.
Diketahui juga, bahwa Omicron siluman lebih sulit dideteksi. SGTF adalah S-gene Target Failure (SGTF), merupakan metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi varian Omicron.
Menurutnya, Omicron siluman yang juga dijuluki 'Son of Omicron' ini, memiliki kemampuan untuk menghindar dari hasil pemeriksaan SGTF. Karena itu, untuk mendeteksi varian Omicron siluman, tidak bisa dilakukan dengan tes PCR biasa melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS), termasuk pada subvariannya.
Antisipasi Omicron siluman
Secara jumlah, kasus infeksi Omicron siluman memang masih lebih sedikit dibanding kasus infeksi Omicron biasa. Kendati begitu, penyebaran Omicron siluman ini tetap harus diwaspadai, sebab dia memiliki kemampuan untuk menular lebih cepat.
Di antaranya adalah tetap menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Jadi protokol kesehatan tetap harus disiplin, karena untuk mencegah penularan yang lebih cepat. Karena dia (subvarian BA.2) menularnya lebih cepat, deteksi dini penting karena akan juga membatasi penularan dan mencegah orang menjadi sakit yang berat, serta vaksinasi booster," jelas Nadia.
Dirinya mengungkapkan bahwa vaksinasi booster atau dosis ketiga pun terbukti dalam meningkatkan efektivitas titer antibodi, artinya proteksi kita terhadap virus menjadi bertambah. (Kompas)