Wabah Corona, Harga Masker Melonjak Tajam
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Harga masker tipe N95 di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur naik drastis seiring dengan merebaknya wabah virus corona di berbagai negara. Meski belum ada kasus positif corona di Indonesia, warga khawatir karena korban tewas di berbagai negara hampir 400 orang, sementara yang terinfeksi mencapai belasan ribu.
Di Pasar Pramuka, stok masker tiper N-95 menipis. Masker tipe lain juga menipis stoknya meski tidak seperti N-95.
Salah seorang pedagang masker di Pasar Pramuka, Sarah mengatakan masker N-95 banyak dicari karena memiliki kualitas lebih baik dalam menangkal polutan dan virus sehingga
"Dilapisi lapisan karbon aktif itu [masker N-5], yang beli banyak dari China, Vietnam juga ada," lanjutnya.
Selain tipe N-95, masker yang banyak diburu adalah tipe earloop sensi dan masker duckbill.
Saroh mengatakan, karena permintaan sangat tinggi, harga otomatis meningkat. Satu kotak masker N-95 berisi 20 buah yang semula dihargai Rp195 ribu hingga Rp200 ribu, kini dijual Rp1,7 juta.
"Kalau diecer 100 ribu (per buah)," kata Saroh.
Untuk masker tipe earloop merek Sensi dijual dengan harga Rp150 ribu ribu per kotak dengan isi 50 buah. Padahal sebelumnya harga hanya di kisaran harga Rp 20 ribu.
Ada pula masker earloop merek Skinner dijual dengan harga Rp 85 ribu per kotak dengan isi 50 buah. Semula harganya hanya Rp18 ribu.
Selain masker, Saroh menyebut juga terjadi lonjakan harga terhadap asepthic gel pasca merebaknya isu virus corona.
"Dari awal Rp30 ribu sekarang Rp80 ribu yang gel, yang cair dari Rp125 ribu sekarang Rp160 ribu," katanya.
Saroh mengatakan, kenaikan harga masker ini datang dari distributor dan bukan dari penjual. Penjual menurutnya tetap menaikan harga masker meski konsumen mengeluh.
Penjual masker yagn lain, Rudi malah mengaku sudah kehabisan stok masker.
"Sekarang stok susah, distributor kehabisan karena banyak permintaan," kata Rudi.
Lonjakan harga masker ini dikeluhkan oleh warga. Eka, salah satu pengunjung di Pasar Pramuka mengaku kesal karena ia harus mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan masker.
"Kesal sih, soalnya tiap minggu kok harga naik, padahal dari dulu sudah sering beli," katanya.
Ia mengaku sering membeli masker dengan tipe earloop skinner yang berisi 50 pcs, ia menyebut kebutuhan masker selama ini terkait polusi di Jakarta.
"Buat berangkat kerja anak-anak, kan polusi juga buruk ya," kata dia.
"Sekarang ini harga jadi Rp80 ribu, padahal dulu enggak sampai Rp20 ribu," lanjutnya. (im/CNNIndonesia)