Wacana ASN Kerja di Rumah, Kepala BKN: Mungkin 20 Tahun Lagi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kepala Badan Kepegawaian Negara Bima Harya Wibisana mengatakan wacana Pegawai Negeri Sipil (PNS) bekerja dari rumah kemungkinan belum bisa diterapkan secara utuh dalam waktu dekat. Ia mengatakan baru beberapa unit yang bisa menerapkan sistem kerja seperti itu.
"Kalau 20 tahun lagi mungkin saja ya," ujar Bima di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019. Bima mengatakan wacana itu dibunyikan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang sedemikian cepat. Ia berpendapat ada kemungkinan PNS bisa bekerja lebih efektif kalau tidak semuanya hadir di kantor.
Penerapan sistem itu pun, menurut Bima, harus dilakukan secara bertahap, misalnya dengan memastikan kinerja para pegawai. Pasalnya, sulit untuk memastikan para pegawai betul-betul bekerja di rumah dan tidak hanya tidur-tiduran.
"Itu kan harus dibuat terlebih dahulu,kemudian kalau sudah dibuat ini koneksi ke kantornya bagaimana nih? Dengan mobile, dengan internet atau bagaimana? Seberapa secure pekerjaan-pekerjaan itu kalau dikirim," tutur Bima. "Itu semua masih perlu kita kaji lebih dalam lagi."
Saat ini, kata Bima, sejumlah kementerian sudah memulai kajian tersebut. Hasilnya, memang ada beberapa unit yang bisa bekerja di mana saja karena basisnya adalah keluaran atau output, dan tidak perlu bertemu masyarakat. "Itu bisa dilakukan sebenarnya."
Untuk menjamin performa mereka, Bima mengatakan telah ada Peraturan Pemerintah soal kinerja. Hanya saja, perlu ada kajian apakah nanti indeks performa itu bisa diukur per jam atau harian.
Sebelumnya, Kemenpan RB mengatakan pemerintah sedang mendesain sebuah sistem kerja PNS yang bisa meniru perusahaan rintisan atau startup. Sebab, pemerintah menargetkan pada 2024, sebanyak dua juta atau setengah dari total aparatur sipil negara (ASN) saat ini sudah diisi oleh pegawai-pegawai berbasis IT.
Mereka mengatakan hal ini sudah dimulai sejak beberapa tahun belakangan, lewat perekrutan ASN pun menggunakan sistem computerized. Sehingga, calon-calon yang lolos seleksi ASN merupakan orang-orang yang melek teknologi. (im/kompas)