Waspada Infeksi Covid-19 Pada Anak Menggila
Font: Ukuran: - +
Sumber : cnbcindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kasus positif Covid-19 pada anak mengalami peningkatan berdasarkan laporan beberapa negara. Misalnya saja Malaysia yang melaporkan per 31 Mei 2021 kasus Covid-19 pada anak sudah lebih dari 80 ribu kasus.
Sebanyak 80 ribu kasus ini terjadi pada anak baru lahir sampai 17 tahun. Sementara di Amerika Serikat (AS) tingkat remaja yang dirawat di rumah sakit karena Covi-19 juga semakin tinggi.
Seperti dikutip dari Chanel News Asia, Malaysia mencatat kematian tiga anak berusia di bawah lima tahun akibat virus corona dalam lima bulan pertama tahun ini, jumlah yang sama yang tercatat sepanjang tahun 2020. Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malayasia Noor Hisham Abdullah.
Sebanyak 27 anak, termasuk 19 di bawah usia lima tahun, juga harus dirawat di ruang perawatan intensif antara Januari dan Mei setelah tertular virus, naik dari delapan kasus tahun lalu.
"Kementerian Kesehatan berharap semua pihak, terutama orang tua dan wali, berperan penting dalam melindungi mereka yang memiliki kekebalan rendah, seperti bayi dan anak-anak, dari COVID-19," kata Noor Hisham dalam sebuah pernyataan.
Noor Hisham tidak mengatakan berapa banyak anak yang telah dites untuk COVID-19 atau apakah pihak berwenang berencana untuk meningkatkan pengujian di antara anak di bawah umur.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan kini tingkat remaja usia 12-17 tahun yang dirawat karena Covid-19 ada 1,3 per 100.000 penduduk.
Setidaknya 204 kasus remaja AS positif Covid-19 membutuhkan perawatan di rumah sakit dari bulan Januari sampai Maret 2021. Dari jumlah ini sebanyak 31% di ICU dan sekitar 5% mendapat ventilator.
Melansir dari detik.com, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Rochelle Walensky menyebut kondisi ini 'mengkhawatirkan'.
"Saya sangat khawatir dengan angka rawat kelompok remaja dan sedih melihat banyaknya yang membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu ventilator," paparnya.
Merespons hal ini, pemerintah AS mulai memberikan vaksin Covid-19 pada kelompok anak-anak.
Hasil studi yang dilakukan oleh RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menemukan sebanyak 40% pasien anak yang terkonfirmasi Covid-19 di RSCM, Jakarta, meninggal.
Penelitian berjudul Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia ini dipublikasikan di International Journal of Infectious Diseases (IJID).
Penelitian ini dilakukan dalam rentang Maret-Oktober 2020. Selama masa itu, tercatat secara total ada 490 pasien anak yang dikategorikan sebagai suspek Covid-19 di RSCM.
Salah seorang peneliti, Rismala Dewi dalam Temu Media FKUI Peduli Covid-19 yang digelar virtual, Jumat (4/6/2021) mengatakan dari 50 pasien, 20 pasien atau 40% nya meninggal dunia.
Di dalam penelitian ini tidak ada perbedaan pada kematian laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi kematian tertinggi terjadi pada pasien anak berusia di atas 10 tahun dan mereka yang masuk ke rumah sakit dengan kondisi parah.
Menurut Rismala, sebagian besar dari pasien yang meninggal itu memiliki komorbid/penyakit penyerta lebih dari satu.
"Hanya empat yang komorbidnya satu. Tapi 16 pasien itu komorbidnya lebih dari satu, kebanyakan yang dominan adalah pasien dengan gagal ginjal, kemudian pasien dengan keganasan," ujar Rismala.
Menurutnya, penelitian ini belum bisa menyimpulkan bahwa anak-anak ini murni kematiannya karena Covid-19. "Jadi di-highlight bahwa pemeriksaan itu positif," paparnya. (*)
(hps/hps)