Watchdoc Raih Penghargaan "Ramon Magsaysay" di Asia, Banjir Pujian Warganet
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
[Foto: Faceboook Watchdoc]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mengakhiri bulan Agustus, Selasa 31 Agustus 2021 Ramon Magsaysay Award Foundation mengumumkan bahwa Watchdoc Documentary Maker dari Indonesia berhak menerima penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori "Emergent Leadership".
Penghargaan ini diberikan karena film-film dokumenter Watchdoc dianggap masuk ke dalam jurnalisme investigasi yang menggunakan platform baru dan kreatif dalam menyoroti masalah sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.
Kabar bahagia itu diumumkan dalam unggahan Akun Facebook Watchdoc Documentary dan Andhy Panca Kurniawan pendiri Watchdoc, yang dikutip Dialeksis.com, Rabu (1/09/2021).
Watchdoc yang dirintis sejak 2009 juga dianggap memberdayakan komunitas yang terpinggirkan dan rentan, serta "menginspirasi kaum muda untuk mencari kebenaran".
"Karya-karya Watchdoc mengangkat sesuatu yang tak banyak dibicarakan atau dihindari orang, dan mendistribusikannya kepada generasi baru," kata Susan Afan, Presiden Ramon Magsaysay Award Foundation dari Manila, Filipina.
Bersama Watchdoc, ada empat penerima penghargaan Ramon Magsaysay dari berbagai negara di Asia. Ada ilmuwan Firdaus Qadri dari Bangladesh yang mengembangkan vaksinasi berbagai penyakit, dan Amjad Saqib dari Pakistan yang menciptakan kredit berbunga nol persen untuk jutaan warga miskin.
Sementara dari Filipina, seorang nelayan bernama Roberto Ballon juga diganjar penghargaan ini atas usahanya menyelamatkan mata pencaharian ribuan nelayan lain lewat gerakan konservasi laut dan pesisir. Lalu Steven Muncy yang puluhan tahun bekerja untuk pengungsi perang, bencana alam, hingga konflik sosial di negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Laos, Thailand, dan Filipina.
"Selain terkejut dan senang, kami juga merasa bahwa kami belum ‘sejauh’ itu. Namun dengan rendah hati kami menerima penghargaan ini," kata Andhy Panca Kurniawan, pendiri Watchdoc.
Film-film Watchdoc telah didistribusikan melalui berbagai platform, dari kampung ke kampung lewat layar tancap atau nonton bareng, di sekolah-sekolah dan kampus, hingga jejaring bioskop komersial, televisi, dan kini internet.
"Penghargaan ini adalah pengingat bahwa kami semua harus semakin sistematis berupaya menghadirkan realitas di tengah masyarakat. Karena penghargaan ini diberikan kepada organisasi atau lembaga, bukan individu atau film tertentu," imbuh Dandhy Laksono yang juga pendiri Watchdoc.
Penghargaan Ramon Magsaysay diambil dari nama Presiden Filipina yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada 1957. Ia dianggap telah membawa Filipina di masa keemasan dengan iklim demokrasi yang baik dan bebas korupsi.
Beberapa tokoh pernah menerima penghargaan yang telah berumur 63 tahun dan kerap disebut sebagai "Hadiah Nobel versi Asia" ini, seperti Dalai Lama dari Tibet pada 1958 atau “Bunda” Theresia di India pada 1962.
Sementara dari Indonesia ada sejumlah nama seperti Gubernur Jakarta Ali Sadikin (1971), budayawan dan agamawan Abdurahman ‘Gus Dur’ Wahid (1993), sastrawan Pramoedya Ananta Toer (1995), serta Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK (2013).
Penghargaan Ramon Magsaysay menggenapi penghargaan internasional sebelumnya yang telah diterima Watchdoc, yakni Gwangju Prize for Human Rights di awal tahun 2021.
Watchdoc adalah rumah produksi atau studio film dokumenter yang telah merilis berbagai film seperti "Sexy Killers", "The EndGame", "Kinipan", "The Mahuzes", "Asimetris", dan ratusan karya lain yang sebagian besar dapat diakses secara online. Watchdoc juga mengelola unit pelatihan produksi video yang inklusif bagi semua kalangan.
Atas penghargaan tersebut Watchdoc banjir pujian dan ucapan selamat dari berbagai pihak dan pengguna sosial media, diantaranya dari Bedjo Untung "Selamat atas penghargaan buat WatchdoC, mas Panca dan Dandhy Dwi Laksono. Terus hasilkan film, video bertemakan keadilan. Ditunggu yang bertemakan tragedi kekerasan 1965.
Nezar Patria "Selamat Watchdoc, selamat bro Andhy Panca Kurniawan, Dandhy Dwi Laksono, Mantap".
Fafa "Masih penasaran sama merk kopi dan rokok yang membersamai om Dandhy Dwi Laksono dalam berkarya" Selamat ya, om.
Noor Alamsyah "Mataku terbuka lebar setelah lihat video WD. Di jaman digital gini, film emang jadi cara paling mudah di terima dan dicerna masyarakat awam. Semoga apa yang diperjuangkan Wacthdoc dapat tercapai".