Anggota Komisi X DPR RI Jelaskan Kondisi Real PON Aceh-Sumut 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal menyatakan sedikit pesimis jika pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tetap di tahun 2024.
Namun demikian, selaku dewan yang bertugas di bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah, Illiza terus berkoordinasi dengan Kemenpora dan melakukan evaluasi di setiap sidang DPR RI kedepannya.
"Sejauh ini, kita masih berharap agar tetap bisa on the track walaupun memang kita masih sedikit pesimis, karena anggaran yang minim," kata Illiza kepada Dialeksis.com, Minggu (17/12/2023).
Secara kesiapan pembangunan venue, kata Illiza, merupakan ranah Kementerian PUPR. Dari hasil komunikasi Komisi X, PUPR menyatakan kesiapan 14 venue yang akan digunakan pada PON Aceh-Sumut optimis selesai sesuai jadwal.
Tetapi jika venue tidak selesai, Illiza sepakat PON Aceh-Sumut ditunda.
Di satu sisi, menurut Illiza, ketidaksiapan para tuan rumah PON 2024 ini bukan semata-mata karena pemerintah pusat. Karena, sejak ditetapkan tuan rumah ada miskomunikasi antara KONI dan Pemerintah Aceh yaitu lambatnya persiapan yang dilakukan Pemerintah Aceh, seperti keterlambatan SK Kepanitiaan, penetapan venue olahraga sehingga tahapan yang berlangsung tidak sama dengan daerah lain.
"Ini banyak persoalan sebenarnya, bukan hanya soal persiapan venue atau kesiapan anggaran yang disiapkan pusat daerah, tetapi juga memang political komitmen yang masih kurang dari semua pihak," terangnya.
Untuk itu, kata dia, permasalahan itu harus dievaluasi sehingga kedepan adanya satu standar apa yang harus diberikan oleh pemerintah pusat dan daerah.
"Intinya kita ingin dengan UU Keolahragaan itu pemerintah daerah sudah ada kewajiban membina minimal 2 cabang olahraga untuk olimpiade.
Targetnya bisa melahirkan atlet berprestasi di tingkat nasional dan dunia," imbuhnya.
Menurut Illiza, PON bukan hanya olahraga prestasi tetapi juga olahraga masyarakat diikutsertakan bahkan ada kearifan lokal.
Seharusnya, kata dia, ajang ini para tuan rumah punya komitmen yang tinggi dan mendapat prestasi. Serta dapat perilaku sehat dari masyarakat terutama anak muda, dan ini menjadi satu kebanggaan.
"Tuan rumah harus mempersiapkan diri maksimal karena ketika dia bisa menang di daerah, bisa jadi pemicu untuk berprestasi di nasional," tutupnya.