Tidak Mungkin Olimpiade Jepang Ditunda Lagi
Font: Ukuran: - +
Seorang anak berpose untuk foto dengan cincin Olimpiade di depan Museum Olimpiade Jepang di Tokyo, Jepang, Senin (17/2/2020). (Foto: ANTARA)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Presiden Komite Olimpiade Jepang, Yoshiro Mori mengatakan penundaan lanjutan terhadap Olimpiade Tokyo adalah sesuatu yang mustahil terjadi. Menurut Mori, bila sampai pandemi Covid-19 tak kunjung berlalu sampai 2021, pihaknya hanya bisa mengambil satu tindakan: membatalkan pelaksanaan Olimpiade.
Sepanjang sejarah, belum pernah Olimpiade ditunda hingga 2 tahun, kecuali untuk alasan perang.
Pernyataan Mori ini merupakan tanggapan atas perdebatan yang sedang mengerucut antara Pemerintah dan International Olympic Comittee (IOC). Kedua pihak dikabarkan tengah berdiskusi mempertimbangkan opsi perpanjangan lanjutan bila Corona tak bisa teratasi sampai 2021.
"Tapi aku rasa mereka berdebat atas nama pribadi, bukan membawa lembaga. Yang jelas, saat ini kami tengah berdiskusi dengan IOC untuk mengambil langkah lanjut dengan pertimbangan dari WHO," sambungnya.
Sebelumnya, pekan lalu pihak Jepang dan IOC telah bersepakat menunda Olimpiade yang seharusnya berlangsung pertengahan tahun ini menjadi 5 September 2021. Keputusan ini bikin pihak Jepang merugi besar karena telah menghabiskan dana US$26 milyar untuk persiapan tahap akhir.
Belakangan, sejumlah pengamat menaksir kerugian tambahan senilai US$12,6 miliar alias setara Rp200 triliun apabila pada akhirnya opsi pembatalan ditempuh kedua pihak.
"Ini adalah perjudian kami melawan kemanusiaan. Jangan hanya dipikirkan dampak negatifnya. Sebab bila Olimpiade nantinya bisa dihelat setelah vaksin ditemukan dan virus teratasi, tentunya setiap pertandingan olahraga akan terasa lebih bermakna," sambung Mori.
Hingga saat ini total kasus Corona terkonfirmasi di Jepang berada pada angka 13.757. 2.905 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 397 orang meninggal dunia.
Secara global, pandemi Covid-19 sudah memakan korban terinfeksi sebanyak 3,04 juta orang. 211.000 lebih di antaranya berujung kematian.