Sabtu, 19 April 2025
Beranda / Opini / Kasus Bunuh Diri di Aceh Kembali Terjadi, Bukti Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Kasus Bunuh Diri di Aceh Kembali Terjadi, Bukti Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Minggu, 13 April 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Hafizhuddin Islamy

Hafizhuddin Islamy, Alumni Prodi PAI UIN Ar-Raniry. [Foto: HO/dokumen untuk dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Opini - Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 11 dan 12 April lalu, dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Dua kasus bunuh diri terjadi di Aceh tepatnya di Kampong Lampeudaya Aceh Besar dan di salah satu gampong di Kecamatan Banda Raya, kota Banda Aceh.

Peristiwa bunuh diri ini tidak bisa dianggap sebagai fenomena yang biasa saja mengingat tahun lalu tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2023 juga sudah pernah terjadi kasus bunuh diri serupa. Korban bunuh diri yang terjadi belakangan ini seringkali adalah mahasiswa dari kampus-kampus yang ada di kota Banda Aceh. Rata-rata korban mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama yaitu gantung diri.

Kasus bunuh diri baru-baru ini menjadi perhatian banyak pihak dan membuat banyak orang bertanya-tanya mengapa bisa seseorang memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya. Tentu saja dalam hal ini kita sebagai masyarakat umum tidak ada yang tahu pasti terkait kejadian tersebut.

Namun dari kasus bunuh diri, kita harus paham akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Setiap orang hidup dengan memikul beban dan masalahnya masing-masing. Kita tidak pernah tahu seberat dan serumit apa masalah seseorang. Maka ketika sedang ada masalah, sebaiknya jangan memendam masalah itu sendiri. Apabila kita berada dalam sebuah kondisi dan situasi dimana masalah yang dihadapi terasa begitu berat, maka ada baiknya kita mencari tempat untuk bisa berbagi dan menceritakan masalah kita.

Tempat untuk berbagi bisa siapa saja, bisa orang tua atau mungkin teman terdekat kita. Lakukanlah hal-hal yang membuat diri anda senang agar tidak merasa stress karena sebuah masalah atau beban yang sedang dipikul. Carilah cara agar anda tetap senang dengan kehidupan anda dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah Swt agar diberikan kemudahan dan jalan keluar terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Selain itu, penting juga bagi kita jika melihat seseorang yang sedang berada dalam kesusahan agar dapat menjadi teman yang baik baginya. Jadilah pendengar yang baik untuk cerita-ceritanya, walaupun mungkin kita hanya bisa mendengar dan tidak bisa memberikan solusi untuk masalahnya tersebut. Jangan malah menjadi teman yang menambah keruh dan rumit masalahnya karena sikap dan perilaku kita yang salah. Bersikaplah sebagaimana mestinya karena seperti yang sudah disampaikan di awal bahwa kita tidak pernah tahu seberat apa masalah seseorang.

Sekarang juga saatnya tidak lagi tabu untuk bisa konsultasi ke psikolog, jika kita melihat atau mungkin tahu ada orang-orang terdekat kita yang sedang mengalami depresi, stres, atau mentalnya sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah sendiri melalui Kemenkes telah menginisiasi program skrining atau cek kesehatan mental secara gratis untuk masyarakat melalui aplikasi SatuSehat mobile.

Dalam kasus di atas, pencegahan bunuh diri dapat dimulai dari orang-orang terdekat dengan memberikan dukungan sosial. Menurut Basman (dalam Fatwa, 2014), dukungan sosial adalah kehadiran individu yang secara pribadi memberikan nasihat, motivasi, serta arahan ketika seseorang menghadapi masalah. Selain itu, merujuk individu yang menunjukkan gejala gangguan mental dapat mendatangi profesional, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu mencegah tindakan bunuh diri.

Sudah saatnya masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan mematahkan stigma negatif terkait gangguan kejiwaan agar orang-orang yang membutuhkan bantuan dapat merasa aman dan nyaman untuk mencari pertolongan.[**]

Penulis: Hafizhuddin Islamy, Alumni Prodi PAI UIN Ar-Raniry. 

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar