Kenapa Rohingya Diusir dari Myanmar dan Ditolak di Aceh?
Font: Ukuran: - +
Penulis : Mustakim [Mahasiswa Pasca Sarjana Ekonomi Pembangunan Unimal]
DIALEKSIS.COM | Opini - Berita Aceh hari ini dihebohkan dengan datangnya imigran Rohingya di Aceh dalam jumlah yang banyak, kedatangan etnis rohing tersebut membuat Masyarakat terganggu dengan ulah dan tingkah mereka.
Desember ini saja, Kedatangan lebih dari 500 imigran Rohingya ke Aceh, kembali mendapat penolakan dari warga. Ratusan imigran asal Myanmar ini datang secara bergelombang. Terbaru 249 imigran mendarat di Lapang Barat Bireuen, Minggu 11 November lalu.
249 imigran ini telah dua kali pindah lokasi lantaran warga kembali mendorong kapal para pengungsi ke laut. Sebelumnya, 220 pengungsi Rohingya tiba di Gampong Kulee, Pidie.
Tak hanya itu, akhir pekan lalu, sebanyak 35 orang etnis Rohingya juga dilaporkan mendarat dari sebuah kapal di Kecamatan Madat, Aceh Timur.
Alasan Kenapa Rohingya Diusir dari Negaranya Myanmar ?
Bedasarkan riset yang dilakukan, Acehground.com maka hasilnya juga sangat mengejutkan, jika dilihat dari sisi history nya.
Muslim Rohingya merupakan kelompok minoritas di Myanmar yang tinggal di negara bagian Rakhine. Sejak 1982, mereka tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak mendapat perlindungan dari suatu negara.
Tindakan represif dari pemerintah Myanmar kembali memunculkan gelombang pengungsi etnis Rohingya ke beberapa negara tetangga, termasuk ke Indonesia untuk mencari suaka.
Saat ini, Rohingya menjadi populasi tanpa kewarganegaan terbesar di dunia. Kenapa Rohingya dibenci di Myanmar?
Muslim Rohingya merupakan etnis minoritas di Myanmar. Mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri. Berbeda dari orang Myanmar yang hampir 90 persen beragama Buddha.
Secara fisik dan budaya, etnis Rohingya lebih mirip orang-orang Bangladesh dan India daripada Suku Bamar, etnis terbesar di Myanmar. Selama berabad-abad, Muslim Rohingya dan warga Buddha Rakhine hidup berdampingan secara damai.
Alasan kenapa Rohingya dibenci di negaranya Myanmar itu berawal dari konflik yang terjadi di masa lalu.Konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk asli Myanmar mulai terjadi pada akhir abad ke-18, ketika Inggris menjajah Myanmar.
Saat itu, orang-orang India yang juga dijajah Inggris berdatangan ke Myanmar untuk bekerja. Sehingga terkesan orang-orang India ikut "merampas" hak-hak orang Myanmar.
Selain itu, pada masa Perang Dunia II (1939-1945), banyak Muslim Rohingya yang direkrut Inggris sebagai tentara. Mereka berperang dengan umat Buddha Myanmar yang bersekutu dengan Jepang.
Ketika Inggris berhasil diusir Jepang pada 1942, etnis Rohingya di Rakhine menjadi sasaran kemarahan warga Myanmar.
Sejak saat itu, etnis Rohingya dipandang sebagai imigran ilegal dan mendapat perlakukan tidak adil. Hak-hak mereka dilucuti, dikucilkan secara sosial, dan menjadi populasi tanpa kewarganegaraan.
Junta militer secara keji melakukan pemerkosaan, penganiayaan, pembakaran desa, dan pembunuhan, termasuk terhadap anak-anak etnis Rohingya.
Selama beberapa tahun terakhir, ratusan ribu etnis Rohingya telah melarikan diri ke beberapa negara tetangga Myanmar seperti Bangladesh dan Indonesia.
Saat ini, diperkirakan masih ada setengah juta orang Rohingya di Rakhine, bagian barat Myanmar.
Perbedaan ciri fisik, budaya, agama, dan peristiwa di masa lalu itulah yang menjadi alasan kenapa Rohingya dibenci di Myanmar.
Penyebab Pengungsi Rohingya Ditolak di Aceh
Gelombang imigran Rohingya terdampar di Aceh bukan baru kali ini terjadi Mereka mendarat di Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke negara ketiga di Australia. Australia sendiri sejatinya telah menghentikan permintaan suaka. Alasannya negara mereka kekurangan fasilitas biometrik dan pemeriksaan latar belakang pengungsi. Sementara, alasan kenapa Rohingya ditolak di Aceh adalah karena warga menilai mereka merepotkan masyarakat setempat karena tidak adanya tempat penampungan.
Bukan hanya itu, alasan lain kenapa Rohingya ditolak di Aceh juga karena warga mendapat kesan buruk dari pengungsi Rohingya.
Pada momen sebelumnya, pengungsi Rohingnya berperilaku kurang baik terhadap warga dan lingkungan di sana, seperti tidak menjaga kebersihan dan tidak mengindahkan syariat Islam serta adat masyarakat Aceh.
Warga sebenarnya pernah memberikan bantuan berupa makanan, mineral dan mi instan kepada pengungsi Rohingya. Namun mereka malah membuang bantuan tersebut ke laut. Warga akhirnya mengusir mereka dan diminta melanjutkan perjalanan.
Jumlah Rohingnya di Aceh Hingga Desember 2023
Jumlah total pengungsi Rohingya yang mendarat ke Aceh sejak pertengahan November 2023 lalu mencapai 1.543 orang. Data itu diperoleh dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per 10 Desember 2023.
Adapun total kapal yang mendarat di Aceh mencapai 9 unit. Saat ini imigran gelap tersebut ditempatkan di lokasi penampungan sementara di sejumlah daerah di Aceh.
Di lokasi penampungan sementara di gedung bekas kantor imigrasi Lhokseumawe, jumlah pengungsi Rohingya kini mencapai 514 orang. (*)
Penulis : Mustakim [Mahasiswa Pasca Sarjana Ekonomi Pembangunan Unimal]