Pedulikah Masyarakat Indonesia terhadap Ancaman Krisis Bumi?
Font: Ukuran: - +
Penulis : Muhammad Putra Aprullah
Muhammad Putra Aprullah, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala dan Peneliti Isu SDGs. [Foto: dok. pribadi untuk Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Opini - Peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang diperingati pada tanggal 5 Juni 2024 yang mengangkat tema “Restorasi lahan, Penggurunan dan Ketahanan terhadap Kekeringan” memberikan pesan khusus bagi masyarakat dunia untuk peduli terhadap kondisi bumi saat ini.
Dalam momentum ini, marilah kita sejenak merenung seberapa besarkah kepedulian kita terhadap tiga krisis yang dialami bumi (the triple planetary crisis). Generasi bangsa seolah kurang peduli terhadap tiga krisis di bumi ini, yaitu perubahan iklim, polusi, dan punahnya keanekaragaman hayati yang berpotensi mengancam keberlangsungan kehidupan di bumi ini.
Kepedulian terhadap krisis lingkungan di bumi ini seolah menjadi tanggung jawab LSM pencinta lingkungan hidup. Seluruh elemen bangsa sudah sewajarnya khawatir dengan krisis ini karena menyangkut dengan keberlangsungan hidup generasi yang akan datang. Perilaku dan gaya hidup generasi sekarang berkontribusi besar terhadap tiga masalah utama di planet bumi ini.
Penebangan hutan untuk industri dan pembukaan lahan baru telah mengancam kepunahan keanekaragaman hayati. Peningkatan penggunaan energi fosil telah meningkat polusi yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Gaya hidup masyarakat saat ini yang cenderung konsumtif dan penggunaan plastik secara berlebihan dengan tanpa memperhatikan pengelolaan sampah telah merusak kualitas udara, tanah, dan air.
Keberlangsungan hidup generasi yang akan datang akan terancam walaupun mereka belum lahir kedunia ini. Kondisi seperti ini tentunya tidak adil untuk generasi yang akan datang. Siapa yang harus bertanggung jawab atas ketidakadilan ini?. Jawabannya tentu generasi sekarang.
Prinsip keadilan antar generasi harus ditegakkan. Keadilan antargenerasi adalah prinsip etika yang menekankan tanggung jawab generasi sekarang untuk memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi bumi yang sehat dan layak huni. Konsep ini berakar pada ide bahwa sumber daya alam dan lingkungan yang kita nikmati saat ini adalah warisan dari generasi sebelumnya dan harus dikelola dengan bijaksana untuk diteruskan kepada generasi berikutnya. Keadilan antargenerasi menuntut bahwa setiap keputusan yang kita buat saat ini tidak boleh merugikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Perubahan iklim merupakan ancaman yang membutuhkan tindakan segera untuk menjamin ketersediaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang. Pemerintah mengambil tindakan tegas untuk mencegah dampak buruk yang akan dialami oleh generasi mendatang yang disebabkan oleh pengelolaan alam yang tidak bijak.
Tentunya kita mendukung upaya pemerintah mengembangkan kendaraan listrik dan pusat pembangkit listrik tenaga matahari, angin, tenaga air, dan nuklir yang lebih bersih sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar. Kita mendorong pemerintah menerapkan kebijakan yang ketat untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Masyarakat harus mulai diperkenalkan dengan teknologi terbarukan yang dapat mengurangi faktor-faktor penyebab perubahan iklim.
Kita tentunya tidak ingin generasi yang akan datang akan kehilangan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati sangat penting untuk menjaga stabilitas ekosistem yang mendukung kehidupan manusia. Badan perlindungan dan pemulihan ekosistem harus memastikan keberlanjutan spesies dan habitat bagi generasi mendatang. Upaya yang bisa dilakukan tidak lain adalah dengan melindungi habitat alami dan spesies yang terancam punah, melakukan restorasi ekosistem yang telah rusak melalui reboisasi, dan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan cara-cara untuk melindunginya.
Polusi udara, air, dan tanah serta penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan mengancam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pemerintah harus mengurangi polusi dan menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana agar tetap tersedia bagi generasi mendatang dengan cara menerapkan regulasi ketat untuk mengurangi polusi industri dan limbah domestik. Masyarakat harus membangun kesadaran diri untuk melakukan daur ulang dan pengelolaan limbah yang efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, menggunakan sumber daya alam dengan cara yang tidak merusak dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Perubahan iklim membawa dampak signifikan bagi generasi saat ini dan mendatang. Saat ini, kita mengalami peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti badai, banjir, dan kekeringan yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan korban jiwa. Suhu bumi yang meningkat juga memicu gelombang panas berbahaya, mengancam kesehatan manusia, terutama di daerah perkotaan serta dapat menurunkan hasil panen serta tangkapan ikan di daerah pedesaan. Kerugian ekonomi pun dirasakan di sektor pertanian dan perikanan yang bergantung pada iklim stabil.
Selain itu, Pergeseran ekosistem akibat perubahan iklim menyebabkan gangguan pada ekosistem, sehingga banyak habitat dan spesies yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat menjadi punah. Dampak ini lebih parah bagi generasi mendatang, dengan ancaman terhadap ketersediaan air bersih dan sumber daya pangan yang semakin langka akibat perubahan iklim yang signifikan seperti curah hujan yang rendah serta penggurunan. Generasi mendatang juga menghadapi peningkatan risiko kesehatan dari penyebaran penyakit yang lebih luas, seperti malaria dan dengue sehingga meningkatnya jumlah pengungsi iklim yang harus meninggalkan rumah mereka akibat bencana alam atau perubahan kondisi lingkungan yang dapat berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
Peran generasi bangsa sangat penting dalam mendorong tindakan terhadap perubahan iklim. Dengan menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan kesadaran dan mendesak tindakan lebih lanjut dari pemerintah. Inisiatif yang dipimpin oleh pemerhati lingkungan sering kali berfokus pada solusi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemerintah harus didorong untuk menerapkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan keadilan iklim dalam seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk menangani masalah besar seperti krisis di bumi ini, kerja sama seluruh masyarakat tidak hanya bergantung pada langkah-langkah pemerintah semata, tetapi juga menjadi sebuah gerakan sosial yang merangkul berbagai kalangan dan elemen masyarakat untuk menyebarkan pemahaman tentang krisis bumi dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan. Gerakan sosial masyarakat memiliki peran penting dalam mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan lingkungan yang adil dan berkelanjutan. Dari upaya sehari-hari seperti penghematan energi hingga partisipasi dalam aksi-aksi besar seperti penanaman pohon massal, program daur ulang untuk mengurangi sampah, serta kampanye pengurangan emisi untuk mengatasi perubahan iklim.
Gerakan ini menawarkan beragam inisiatif yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan alam dan kesejahteraan manusia. Dengan demikian, gerakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga bumi, tetapi juga mendorong aksi nyata dari setiap orang demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.
Mari kita membangun gerakan Peduli Bumi untuk keberlanjutan generasi yang akan datang. [**]
Penulis: Muhammad Putra Aprullah, S.E.,Ak.,M.Si.,CA.,Gr (Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala dan Peneliti Isu Sustainability Development Goals)
- Hari Lingkungan Hidup, Pemkab Aceh Besar Gelar Donor Darah, 58 Kantong Terkumpul
- Peringati Hari Lingkungan Hidup, BBTNGL Gelar Kemah Konservasi di Gayo Lues
- Peringati Hari Lingkungan Hidup, Gubernur Aceh Berikan Penghargaan untuk Perusahaan Peduli Lingkungan
- Peringatan Hari Lingkungan Hidup, Walhi Aceh Ajak Warga Jaga Bumi Bersama