Busi Motor Cepat Mati, Berikut Tujuh Sebabnya
Font: Ukuran: - +
Busi motor. Foto: planetban.com
DIALEKSIS.COM | Otomotif - Busi menjadi salah satu komponen pada motor yang memiliki peran vital pada proses pembakaran internal di mesin kendaraan bermotor. Busi bertugas menyediakan percikan api yang nantinya akan bereaksi dengan bahan bakar dan udara sehingga bisa menghasilkan pembakaran.
Kerusakan yang terjadi pada busi dampaknya mengganggu proses pembakaran, ini akan membuat performa motor menurun. Tak hanya itu saja, kerusakan pada busi bakal membuat motor menjadi lebih boros bahan bakar lantaran proses pembakaran tidak sempurna.
Jika dibiarkan saja, busi yang bermasalah tersebut cepat atau lambat akan mati. Jika mati maka bisa dipastikan motor tersebut tidak akan bisa menyala, hal ini terjadi karena gagal dimulainya siklus pembakaran pertama.
Busi sendiri termasuk komponen yang memiliki usia pakai singkat atau fast moving part. Idealnya busi pada motor memiliki usia pakai berkisar antara 6.000 hingga 10.000 km, terhitung sejak dilakukan pergantian. Penggantian busi secara berkala penting untuk memastikan performa motor tetap maksimal.
Meski begitu usia pakai busi bisa saja kurang dari 6.000 km, kondisi ini terbilang tidak normal dan bisa disebabkan berbagai hal. Dilansir dari Bike Restart, terdapat setidaknya tujuh hal yang menjadi penyebab busi motor cepat mati yang harus diwaspadai pengendara.
1. Salah campuran bahan bakar
Penyebab busi motor cepat mati yang pertama adalah kesalahan menentukan komposisi campuran bahan bakar dengan udara atau yang disebut rasio stoikiometri. Bahan bakar yang terlalu banyak justru akan membuat proses pembakaran menjadi tak sempurna.
Kondisi ini akan membuat sisa pembakaran atau residu berupa karbon yang dihasilkan terlalu banyak dan akhirnya menumpuk pada elektroda busi. Kotoran yang mengendap di elektroda ini akan membuat percikan api dari busi semakin kecil dan membuat busi cepat mati.
2. Kebocoran oli mesin
Normalnya, oli yang bertugas melumasi komponen mesin pada saat pembakaran tidak ikut terbakar karena terhalang piston dan ring piston. Jika terjadi kebocoran, maka oli mesin tersebut akan ikut terbakar. Sisa oli yang terbakar ini tak seluruhnya terbuang melalui knalpot, namun ada juga yang menempel pada elektroda busi. Kondisi ini umumnya ditandai dengan keluarnya asap hitam tebal dari knalpot.
3. Air radiator bocor
Kebocoran cairan pendingin juga menjadi penyebab busi motor cepat mati. Bukan tak mungkin air radiator justru menyeberang dan masuk ke ruang bakar. Kebocoran pada radiator ini sangat berbahaya, selain menyebabkan busi bisa cepat mati, kebocoran radiator juga menyebabkan mesin cepat overheat.
4. Pemasok bahan bakar kotor
Baik motor yang sudah injeksi atau masih karburator tak bisa luput dari permasalahan ini. Jika injector atau karburator kotor, maka kotoran tersebut bisa terbawa sampai ke ruang mesin dan ikut terbakar yang bakal menghasilkan residu kemudian mengendap pada elektroda busi.
5. Filter udara kotor
Selain pada sistem pasokan bahan bakar, kotornya filter udara ini juga bisa membuat busi mati sebelum waktunya. Filter udara yang sudah kotor tidak bisa menyaring debu dan partikel lainnya menuju ke ruang bakar yang membuat pembakaran menjadi tak sempurna, sehingga meninggalkan banyak residu.
6. Jenis busi salah
Pada saat melakukan penggantian, pastikan busi yang dipakai sesuai rekomendasi pabrikan. Tak jarang pemilik memilih mengganti busi standar dengan busi motor balap dengan harapan performa akan naik, namun faktanya hal ini justru bisa menyebabkan busi cepat mati.
7. Celah busi salah
Penyebab busi motor cepat mati yang terakhir adalah salah ukuran celah busi. Untuk motor bebek dan matic, gap busi yang disarankan sekitar 0,6 – 0,7 mm, sedangkan untuk motor sport berada di kisaran 0,8 – 0,9 mm.
Celah busi yang terlalu lebar atau terlalu sempit akan membuat pembakaran menjadi tak sempurna, sehingga menyebabkan sisa pembakaran menjadi lebih banyak. Selain itu, kondisi ini juga membuat performa motor menurun.
Untuk mencegah busi tidak cepat mati, gunakanlah busi dengan tipe yang sesuai. Selain itu, lakukan pengecekan setiap bulan untuk memastikan busi bekerja dengan maksimal. [cnnindonesia.com]