Sejumlah Produsen Ban Tengah Kembangkan Ban Tanpa Udara, Ini Faktanya
Font: Ukuran: - +
Ban tanpa udara (Unique Puncture-proof Tire System/Uptis). Foto: Ist/net
DIALEKSIS.COM | Otomotif - Sejumlah produsen ban ternama tengah mengembangkan teknologi ban tanpa udara (Unique Puncture-proof Tire System/Uptis). Jenis ban ini digadang-gadang masa depan industri penunjang kendaraan bermotor.
Berikut ini fakta-fakta mengenai ban udara yang perlu Anda ketahui:
Pabrikan ban global hingga TNI AD
Produsen yang sudah terang-terangan mengumumkan soal ban tanpa udara yakni Michelin. Perusahaan asal Prancis itu menargetkan produksi ban tanpa udara tahun depan.
Michelin menggandeng produsen otomotif General Motor untuk memperkenalkan publik pada 2025. Selain Michelin, produsen ban lainnya, Bridgestone juga tengah mengembangkan produk serupa.
Tak hanya itu pengembangan ban tanpa udara juga sudah dilakukan TNI AD. Ban tanpa udara buatan TNI AD telah diuji coba ke kendaraan taktis.
Dikembangkan sejak 16 tahun lalu
Teknologi ban tanpa udara besutan Michelin ini dikembangkan selama lebih dari 16 tahun lalu.
Desain tak lazim
Banini memiliki struktur unik pada bagian dinding yang berfungsi sebagai penyangga antara bagian tapak ban dengan pelek.
Dari struktur tersebut dapat dipahami kerja ban tak akan menggunakan tekanan udara. Struktur itu sekaligus berfungsi sebagai peredam guncangan dan akan membantu suspensi meredam daya kejut ketika menghantam lubang atau jalan yang tak rata.
Tak perlu khawatir bocor
Teknologi barunya membuat ban tak akan bocor saat terkena benda tajam sehingga pengguna tidak perlu repot ke tukang tambal ban untuk menambal, tambah angin, maupun ganti ban dalam.
Di sisi lain, Michelin mengatakan tidak ada cara untuk mengetahui berapa lama ban tanpa udara akan bertahan. Pengemudi harus memeriksa ban maksimal lima tahun. Namun, ban tanpa udara disebut dapat bertahan sekitar tiga kali lebih lama dari ban konvensional.
Selain itupengemudi disebut bisa mengganti tapak ban yang sudah aus. Pengemudi juga tidak perlu membawa ban cadangan selama perjalanan. Klaim lain dari pabrikan ban seperti ini ramah lingkungan karena menggunakan bahan daur ulang.
Tantangan untuk kendaraan penumpang
Teknologi ini diperkirakan belum cocok dipasang pada mobil penumpang untuk jangka waktu beberapa waktu ke depan.
Menurut Bridgestone apabila ditelusuri lebih lanjut, mobil penumpang mengejar efisiensi bahan bakar, pengereman,noise yang belum didapat pada Uptis.
Karena itu menurut Bridgestone, tahap awal ban tanpa udara lebih dahulu disematkan pada kendaraan komersial. Kendati begitu Bridgestone belum mengungkap desain ban tanpa udara perusahaan.
Produksi dimulai 2024
Tahun depan Michelin menargetkan produksi ban tanpa udara mulai 2024. Uptis bakal dijual dengan harga di kisaran US$40hingga US$65atau sekitar Rp622 ribu sampai Rp1 juta per ban (kurs Rp15.568).
Hambatan lebih besar
Di satu sisi masih banyak pertanyaan mengenai ban tanpa udara terutama soal keandalannya. Salah satu hal yang disorot yaitu desain ban ini memungkinkan kendaraan jadi lebih boros bahan bakar.
Dibandingkan ban konvensional, ban tanpa udara dinilai akan memiliki hambatan (rolling resistance) lebih besar yang potensi meningkatkan konsumsi bahan bakar kendaraan.
Hal lainnya yang disoroti yaitu sisi kenyamanan pengguna. Ban tanpa udara akan memberikan getaran berlebih kepada seisi kabin yang dapat mengurangi kenyamanan. Mobil akan terasa seperti melalui di jalan bergelombang.
Di satu sisi, meski Anda tak akan khawatir ban kempis, bukan berarti ban tanpa udara tidak bisa hancur.
Tanpa udara di dalamnya, panas yang tercipta akibat gesekan aspal tidak bisa hilang lebih cepat. Ini memungkinkan ban tanpa udara mengalami getas lebih cepat. [cnnindonesia.com]