Jum`at, 18 April 2025
Beranda / Pemerintahan / Fadli Zon Gandeng Turki Garap Film Sejarah Ottoman - Aceh, Din Saja: Perlu Libatkan Seniman Lokal

Fadli Zon Gandeng Turki Garap Film Sejarah Ottoman - Aceh, Din Saja: Perlu Libatkan Seniman Lokal

Senin, 14 April 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Din Saja, penyair dan aktivis budaya Aceh. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, mengumumkan rencana kolaborasi dengan Pemerintah Turki untuk memproduksi film sejarah yang mengangkat hubungan Kesultanan Aceh dan Kekaisaran Ottoman. Inisiatif ini disampaikan saat kunjungan kerja Fadli Zon bersama Presiden Prabowo Subianto ke Ankara, Turki, pekan lalu. Film tersebut diharapkan menjadi media literasi sejarah bagi generasi muda sekaligus mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Menurut Fadli Zon, kerja sama ini tidak hanya fokus pada produksi film, tetapi juga mencakup pameran lukisan bersama, pembangunan rumah budaya Indonesia di Turki, serta upaya pengajuan warisan budaya takbenda seperti tradisi iftar, kaligrafi, dan majelis ilmu ke UNESCO.

"Hubungan Indonesia - Turki sudah terjalin sejak abad ke - 16. Bukti arkeologis seperti koin emas di Gampong Pande, Aceh, yang memuat nama Sultan Aceh dan Sultan Ottoman, serta makam tokoh Ottoman di Bitai, menjadi saksi sejarah ini," jelas Fadli.

Din Saja, penyair dan aktivis budaya Aceh yang juga dikenal sebagai Ade Soekma atau Fachruddin Basyar, memberikan tanggapan kritis. Menurutnya, proyek film ini harus melibatkan seniman dan sejarawan lokal Aceh agar tidak terjebak dalam romantisasi sejarah yang bias. 

"Film ini jangan hanya jadi proyek politik budaya Jakarta - Ankara. Aceh punya banyak cerita dan sudut pandang yang perlu diangkat. Jika tidak, kita hanya mengulang fetisisme sejarah ala kolonial," tegas Din Saja.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keautentikan narasi. "Hubungan Aceh-Ottoman bukan sekadar bantuan militer. Ada pertukaran intelektual, spiritual, dan budaya yang lebih kompleks. Ini harus ditonjolkan agar film tidak jadi propaganda semata," tambahnya.

Din Saja menyarankan agar proses produksi melibatkan lembaga kebudayaan Aceh, seperti Majelis Adat Aceh, Jaringan Masyarakat Adat Aceh, Dewan Kesenian Aceh, untuk memastikan kearifan lokal tidak terabaikan.

“Hal paling penting terutama diawal Pemerintah Indonesia dan Turki harus segera membentuk tim riset gabungan untuk mengumpulkan data sejarah sebelum produksi dimulai. Agar jelas fakta sejarah berdasarkan informasi dan data yang dapat dipertanggung jawabkan,” tutup sosok terkenal ramah ini.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar